17 Agustus 2013

Merenung: Kecantikan Wanita Sebenarnya

*Kenapa Tere Liye MENOLAK Kontes Putri2an

Saya menolak kontes putri2an, dan menghimbau wanita manapun agar tidak ikut. Kenapa? Saya tidak akan membawa dalil agama dalam tulisan ini, saya akan gunakan saja logika, biar sama kuat. Toh, kalaupun saya membawa agama, frekuensi radionya sudah kadung berbeda.

Kenapa saya menolak kontes putri2an? Simpel, hei, tidakkah kalian telah membaca belasan novel Tere Liye, ratusan artikel, ribuan catatan, saya menulis tulisan yang hendak memuliakan wanita. Kecantikan tidak pernah dinilai dari sisi fisik. Saya menyanjung wanita agar mandiri, berpendidikan, percaya diri, dan semua karakter positif lainnya. Saya menulis kisah Laisa dalam novel/film Bidadari2 Surga, meski beribu laki-laki bahkan melihatnya saja ogah, karena Laisa pendek, gempal, rambutnya keriting, jalannya seperti robot, jari tangannya tertekuk, tapi sungguh dia adalah bidadari surga dengan seluruh pengorbanannya untuk adik-adiknya, untuk keluarganya. Hatinya yang cantik, maka cantik sudah sisanya. Saya meletakkan karakter wanita begitu terhormat, memuji mereka sebagai sosok yang amat penting, dalam banyak novel dan tulisan.

Saya mendidik pembaca tulisan saya agar menyingkirkan menilai orang lain dari sisi fisik. Mati2an menanamkan pemahaman baik tersebut, mulai dari tidak memandang rendah orang2 di sekitar kita yang tidak cantik, atau bahkan punya keterbatasan, hingga pemahaman bagaimana sebuah 'kecantikan' hakiki tersebut. Bertahun2 saya melakukannya, terus menerus, lantas orang2 dengan mudahnya kemudian menanamkan pemahaman sebaliknya lewat kontes putri2an, dengan gemerlap seolah hebatnya, padahal, sorry to say, kontes putri2an adalah produk dari industri artifisial. Itu bisnis. Mulai dari bisnis kosmetik, hingga positioning industri raksasa di belakangnya. Tidak pernah ada logika kontes putri2an itu memuliakan wanita. 

Maka, apapun itu bentuknya, mulai dari Miss World, Miss Universe, hingga kontes Puteri Kerudung, puteri muslimah, sama saja. Tidak ada bedanya. Mau mereka bilang yang dinilai juga behaviour, brain, hei, lantas kenapa yang menjadi finalis hanya wanita2 cantik saja? Mau mereka bilang yang dinilai bisa mengaji, bisa ilmu agama, dsbgnya, kenapa yang ada di atas panggung hanya wanita2 cantik menurut definisi umum saja? Tidak perlulah membumbui hal-hal yang memang sejatinya kontes kecantikan. Semua kontes ini hanya urusan bisnis, sponsor, tontonan, rating, kapitalisme yang berkedok.

Silahkan jika ada yang punya pendapat berbeda. Itu hak semua orang. Sama berhaknya saya mengemukakan pernyataan ini. Tetapi jika kalian menyukai dunia tulisan Tere Liye, mengerti maksud tulisan2 tersebut, kalian akan paham, kita tidak boleh menilai orang lain dari fisiknya. Semua wanita terlahir cantik. Dan cantiklah semua wanita yang memiliki pemahaman: bahwa keunggulan fisiknya tidak akan diperlombakan, dipertontonkan, dan hal-hal yang jika dipikir lebih mendalam, justeru merendahkan diri sendiri.

Salah satu argumen peserta kontes putri2an macam Miss Universe itu adalah, mereka bisa menaikkan turis mancanegara, meningkatkan pariwisata.

Well yeah, mari kita lihat datanya, Kawan. Venezuela adalah negera yg memenangkan Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun 2007, pertumbuhan turisnya setelah menang, nol sekian persen saja.

Dan Kanada, menang tahun 2005. Berikut data kunjungan turis di negeri itu: 
19.145.000 2004
18.771.000 2005
18.265.000 2006
17.935.000 2007
17.142.000 2008

Menakjubkan, sejak menang Miss Universe, kunjungan turis ke Kanada turun drastis dari 18juta orang tinggal 17 juta orang. Di mana letak dampak kontes putri2an itu?

Saya ingin sekali orang2 yang mendukung kontes putri2an, membaca data2 tersebut. Kita ini sedang diperdaya oleh industri artifisial. Jangan2 kita sedang menjadi alat bisnis saja. Dan sangat menyedihkan, jika mereka tidak tahu, kecil sekali, bahkan nihil saja kontribusi kontes2an ini bagi kemajuan pariwisata. Bagi pemilik televisi, rating, sponsor, dsbgnya sih iya, maju bisnisnya. 

Tulisan ini hanya bagi yang mau memikirkan ulang banyak hal.

Sumber: https://www.facebook.com/darwistereliye


Untukmu, Indonesiaku

Aku bersyukur, ditetapkan Tuhan terlahir di negeri yang indah nan damai ini. Negeri yang penduduknya ramah dan santun. Negeri yang kaya dan makmur. Negeri yang bebas dari penindasan negara lain. Negeri itu bernama Indonesia.

Selamat Pagi Indonesia! Tanah airku tercinta...

Hari ini tanggal 17 Agustus 2013, dimana pada 68 tahun yang lalu adalah hari bersejarah, karena Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Merdeka dari penjajahan negara lain. Merdeka dan bebas menentukan tujuan dan mewujudkan cita-cita bangsa.

Tentu saja tak mudah mencapai kemerdekaan itu. Ada darah dan airmata yang dikorbankan ribuan pahlawan kita dulu. Semangat untuk membebaskan kemerdekaan Indonesia yang membuat para pahlawan berhasil mengusir penjajah dari negeri ini.

Allah mengizinkan negeri ini menjadi negeri yang merdeka dari penjajahan. Dan kemerdekaan itu kita rasakan sekarang.

Beda dulu, beda sekarang.

Dulu, penjajahan negara lain dapat dilihat secara kongkrit dengan mata dan pedih. Sehingga perjuangannya pun harus dengan fisik. Sekarang, memang secara fisik, tidak ada negara yang menjajah Indonesia. Namun, apakah benar kita telah benar-benar merdeka? Apakah kita sudah benar lepas dari penjajahan negara lain?

Kita lihat saja fenomena saat ini. Dimana anak muda sekarang lebih senang mempelajari bahasa bangsa lain, dibandingkan bahasa sendiri. Dimana anak muda sekarang lebih senang memasang atribut bangsa lain dibanding bangsa sendiri. Dimana anak muda sekarang lebih bangga berkunjung ke negara lain dibanding ke dalam negeri sendiri. Dimana anak muda sekarang lebih tertarik mempelajari budaya dan sejarah bangsa lain dibanding mempelajari budaya dan sejarah bangsanya sendiri. Miris ya? :(

Sebagai generasi penerus bangsa ini, sudah seharusnya kita sebagai pemuda Indonesia jauh lebih peduli dengan bangsa ini. Banggalah dengan budaya kita. Banggalah dengan kekayaan alam kita. Jadilah tuan rumah di rumah sendiri. Berhenti menyebarkan aib sendiri ke dunia. Ambillah peran dalam memajukan Indonesia, agar perjuangan para pahlawan kita dulu tak sia-sia.

Sebagai pelajar, belajarlah dengan baik, perbanyaklah membaca buku dan sejarah. Agar kelak dapat mengambil peran dalam mencerdaskan bangsa ini.

Bentuk bela negara zaman sekarang dengan zaman dahulu sangatlah berbeda. Sekarang, yang harus kita 'runcingkan' bukan bambu kita lagi, tapi pemikiran kita. Sekarang Kita perang intelektual. Sebagai warga negara yang mengaku cinta terhadap negaranya, sudah sepatutnya kita berperan aktif dalam mengharumkan negara tercinta ini. Kalau belum bisa mengharumkan nama Indonesia di mata dunia, mulailah dari hal terkecil dulu, yaitu dengan melakukan perbuatan baik. Menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan adalah hal kecil yang sering kali diabaikan oleh kita. Kalau belum bisa memberikan kontribusi yang membangun, jangan merusak hal-hal yang sudah dibangun dengan perilaku tidak baik dan merusak.

Kemudian, lakukan hal yang lebih besar lagi. Tumbuhkanlah jiwa nasionalisme, banggalah dengan menjadi bangsa sendiri. Kenali negerimu, cintai negerimu.


Kalau bukan kita yang peduli dan menjaga negeri ini, siapa lagi?

Masih mau kah kita ikut-ikutan negara lain? 
Masih mau kah kita dimanfaatin negara lain?
Renungkan kawan!
Ini negeri kita, masa depan kita,
Ambil peran, turun tangan! 
Peran sekecil apapun, akan berdampak untuk memajukan bangsa ini.

Dirgahayu Republik Indonesia
Semoga makin makmur dan makin bermartabat

Terimakasih pahlawan, untuk keringat dan darahmu sehingga kemerdakaan bangsa ini dapat terwujud



Merdeka!

Gambar Ilustrasi: indonesia_ftw_by_ecchanthelazyass


06 Agustus 2013

Berkunjung Ke Museum Pancasila Sakti, Lubang Buaya

Pada hari Sabtu, 25 Mei 2013, aku dan gank Jon Brothers (Mas Tora, Huri, Aie + Imiiy) berkunjung ke Museum Pancasila Sakti di Lubang Buaya Jakarta Timur. Walaupun hari itu cuaca sedikit mendung, hal itu tak menyurutkan semangat kami untuk meluncur ke sana. Tidak dalam rangka apa-apa, hanya sekedar iseng-iseng cari tempat yang asik buat jalan-jalan, dan ditetapkanlah ke Museum ini, sambil belajar sejarah negeri ini. Pagi-pagi sekali kami berlima meluncur kesana.

Oke Museum Pancasila sakti itu museum yang merekam sejarah G30SPKI. Terlepas dari kontrofersi museum ini, aku menikmati semua yang disediakan oleh museum ini. Museum ini museum paling horror yang pernah aku datangi. Tapi paling berkesan. Semuanya menggetarkan hati dan membuat kita tersadar akan pengorbanan para pahlawan kita di jaman dahulu kala.

Buat yang lagi nyari tempat berlibur yang penuh dengan edukasi, tempat ini bisa menjadi pilihan yang baik untuk dikunjungi liburan kali ini. Fyi, tiket masuknya cuma Rp2.500/orang.

Museumnya menceritakan tentang kebiadaban PKI yang menyiksa kaum pribumi. Aku tak begitu mengerti sejarahnya. Tapi disini penggambarannya begitu hidup dan pengunjung bisa merasakan kepedihan yang dirasakan para pahlawan revolusi itu.

Ada rumah tempat penyiksaan dulu berlangsung, ada sumur maut tempat jasad pahlawan-pahlawan dimasukkan oleh PKI,foto-foto evakuasi jenazah pahlawan, dan sampai ada koleksi baju-baju pahlawan yang masih ada bekas bercak darahnya. Oh.. Ya Allah..  aku lemas.. shock… tak percaya…  betapa besar pengorbanan pahlawan-pahlawan kita dulu.. Sepertinya para pemuda wajib mengunjungi museum ini, agar tersadar untuk terus meneruskan perjuangan pahlawan mempertahankan Negara ini untuk tetap satu. Walaupun cara dulu dan sekarang pastilah sudah berbeda. Pemuda zaman dulu membela Negara dengan cara berjuang di medan perang, sedangkan zaman sekarang berjuang dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh dan berkarya untuk bangsa ini.

Setelah lelah mengitari museum yang cukup luas, kami beristirahat dan mencari tempat istirahat yang nyaman. Namun, tak disangka, kami menemukan spot yang teduh dan indah untuk istirahat.
Langsung yuk lihat foto-foto yang aku abadikan, sengaja untuk kubagikan disini..
7 Pahlawan Revolusi


Diorama Kekejaman PKI (Patungnya berukuran manusia dan terdapat rekaman sehingga sangat hidup
Sumur Maut





Astagfirullahaladzim.. Itu orang kok tega banget T_T




Sarung yang terdapat bercak darah peninggalan sejarah


Letjen Ahmad Yani (Pahlawan Revolusi)


Foto-foto evakuasi korban kekerasan PKI


Foto saat evakuasi


Foto Jenazah Pahlawan A. Yani sesaat diangkat dari sumur


Topi dan tongkat peninggalan Alm A. Yani








Setelah keliling-keliling kami istirahat sambil pose-pose.. Ternyata di tengah tempat bersejarah ini ada tempat yang bagus juga buat ambil gambar! hehehe










 Kesimpulan yang dapat kutarik dari kunjunganku kali ini adalah kita tidak pernah tau persis bagaimana sejarah atau kejadian masa lalu di tempat yang sedang kita pijak saat ini. Bisa saja, tempat yang kita pijak saat ini adalah dulunya tempat pembantaian yang memakan banyak korban. Banyak darah dan airmata yang tumpah. Dan kita tidak pernah tau juga apa yang akan terjadi di tempat ini dimasa yang akan datang. Semua rahasia Tuhan. Semua ini hanya tentang waktu.

Mari kirim doa untuk para pahlawan kita yang sudah berjasa membela negeri ini, semoga kau bahagia di sana Pahlawanku, terima kasih atas perjuanganmu.. semoga Allah membalas semua jasamu. Amin..

Ambil pelajaran, tulis, bawa pulang, bagikan.. :)