07 Desember 2014

Berkuda di de Ranch Lembang

Rutinitas sehari-hari membuatku merasa jenuh dan weekend adalah waktu yang tepat untuk mengusir kepenatan itu. Kegiatan yang aku lakukan untuk mengisi waktu weekendku adalah memanjakan diri. Melakukan sesuatu untuk diri sendiri yang sangat aku gemari. Entah itu menulis, membaca, membuat craft, hunting foto, atau berkumpul dengan orang-orang tersayang.

Weekend kali ini aku berencana untuk pergi berlibur keluar kota, ke tempat asing yang jauh dari kata bising. Alhamdulillah, ada sahabatku Ai yang menawarkan liburan ke kotanya, Karawang-Jawa Barat sekaligus ke Lembang Bandung yang sudah lama ingin kukunjungi.

Setelah googling tempat tujuan wisata di Lembang Bandung, aku menemukan ada sebuah tempat yang sangat menarik karena menawarkan wisata berkuda. Ya, berkuda. Keliling peternakan dengan naik kuda. Tempat wisata itu bernama de Ranch yang lokasinya di Lembang Jawa Barat. Aku memang sudah mengidamkan mencoba olahraga berkuda sejak dulu. Ketika aku coba tawarkan ke teman-temanku, mereka pun tertarik dan kita langsung mengagendakan tujuan kita weekend ini yaitu ke de Ranch.

H-1: Sabtu, 1 November 2014

Sabtu pagi sekali, aku dan kedua sahabatku, Mey dan Dundun, berkumpui terminal Pasarrebo Jakarta Timur untuk bersiap naik Bus Agra jurusan Karawang untuk berkunjung ke rumah sahabat kami, Ai. Rencananya kami akan bermalam di Karawang dan akan berangkat ke de Ranch Lembang keesokan paginya, dengan pertimbangan jalur ke Lembang dari Kota Karawang lebih dekat ketimbang dari Jakarta.

Sekitar pukul 11 siang, kami tiba di Karawang dan disambut dengan cuaca sangat cerah dengan suhu berkisar 33oC. Udara yang panas membuat kami ingin makan siang secepatnya. Kami memilih sebuah restoran lesehan di pinggir jalan untuk makan siang kami. Restoran ini bernuansa dekat dengan alam, sambil makan siang ditemani dengan alunan musik Sunda yang membuat kami lebih lahap makan siang kali ini dan bersantai menikmati suasana.
Ah, aku lupa nama restorannya apa. Yang aku ingat, ketika memasuki aku dikejutkan dengan dua ekor harimau di depan restoran. Aku shock bukan kepalang. Tapi beberapa detik aku tersadar jika harimau tersebut adalah hanya patung yang sangat mirip asli. -_-




Berselang waktu, kami segera ke destinasi selanjutnya, bernyanyi bersama di sebuah tempat karaoke keluarga ternama. Bernyanyi adalah salah satu hobi kami untuk merilekskan diri, berharap segala kepenatan hidup berlalu bersama keluarnya melodi dari pita suara kami. :D

Tak terasa waktu begitu singkat. Memang kalau kita sangat menikmati kegiatan kita, kita akan lupa dengan waktu. Matahari sebentar lagi juga akan pamit dari kota Karawang. Kami berempat segera menuju ke rumah Ai untuk beristirahat.  Tapi sebelum ke rumah Ai, dia mengajak kami mampir lagi ke suatu tempat, tempat dimana banyak  warga Karawang berkumpul bersama keluarga. Kamipun menyambutnya dengan antusias. Di tempat ini memang banyak orang yang sedang asik berolahraga atau sekedar jalan-jalan sore. Kami turun dari mobil dan langsung menikmati suasana senja karawang sambil menyantap jajanan khas kota ini.

Hari H : Minggu, 2 November 2014

Pagi-pagi sekali, pukul 03.40, alarm sudah berbunyi sangat nyaringnya. Seakan berteriak untuk yang kesekian kalinya dimana sang empunya alarm belum juga terbangun sedari sepuluh menit lalu ia berdering. Aku pun yang masih merasa  sangat mengantuk berpura-pura tidak mendengar alarm-alarm yang berdering yang tidak hanya satu suara, karena alarm itu berasal dari ponsel-ponsel kami yang kami setel pukul 03.30, tapi karena aku pun tidak bisa tidur lagi karena bisingnya alarm-alarm itu memaksa diri untuk bangun dan aku pun terkejut ternyata sudah hampir jam 4 subuh. Padahal kami berniat berangkat ke Lembang pukul setengah jam lagi. Tapi itu rasanya tidak mungkin, ketiga temanku belum bangun mereka tertidur pulas karena semalam berbincang lama sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur. Segera aku bersiap dan membangunkan teman-temanku itu agar kami tidak terlalu siang pergi ke Lembangnya mengingat jalanan menuju Lembang rentan dengan kemacetan karena banyaknya orang yang mau berlibur ke sana juga.

Segera setelah mandi dan sholat subuh kami siap meluncur ke TKP.  Dari rencana awal berangkat pukul setengah lima subuh, kami baru berangkat pukul setengah enam lebih. Persiapan wanita untuk berpergian memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Dengan diantar oleh Bang Yadi, sang driver, kami berangkat dengan hati riang. Dengan berbekal pengetahuan jalan ke Lembang dan teknologi GPS yang kini makin canggih kami sampai ke lokasi pukul 09.00, jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan.

Welcome to de Ranch Lembang~


Suasana di tempat wisata ini masih sepi karena memang baru banget dibuka. Baru ada beberapa pengunjung lain dan kami ikut mengantri membeli tiket untuk 4 orang seharga Rp 8.000/orang termasuk voucher welcome drink yang dapat kami tukarkan nanti. Ketika memasuki tempat ini, aku terkesima dengan hamparan pemandangan padang rumput yang luas dan desain arsitektur bangunan yang unik bergaya cowboy. Suasana cowboy lebih terasa dengan alunan musik country yang diputar di lokasi ini. Hmm.. konsep wisata yang belum pernah aku temukan sebelumnya.

Udara segar pagi hari dan pemandangan indah sangat memanjakan siapa saja yang berkunjung ke tempat ini. Dikarenakan tempat sewa kuda belum dibuka, kami berkeliling dulu dan mengambil beberapa gambar untuk kami abadikan. It was a perfect moment!




Ketika tempat penyewaan kuda dibuka, kami langsung mengantri membeli tiketnya. Rp 25.000/orang per putaran termasuk sewa kostum cowboy/cowgirl yang boleh dipakai pengunjung saat menunggang kuda nanti.

Agak deg-deg an karena ini kali pertama aku menunggang kuda, untungnya ada guidenya yang menuntun kuda dan mengantarkan pengunjung berkeliling peternakan dengan kuda. Sensasi saat menunggang kuda ini menyenangkan namun juga membuatku tegang takut jatuh atau takut kudanya lari. Tapi, alhamdulillah kuda dan pak kusirnya bekerja sama dengan baik. Jadi kekhawatiranku tidak terjadi. Ditengah perjalanan dengan kuda, aku menyempatkan diri berfoto dulu dengan kudaku yang memakai kacamata kuda unik ini.

Setelah berkuda kami beristirahat dan menikmati suasana lagi. Berhubung masih cukup pagi, tepat pukul 10, akhirnya kami memutuskan untuk ke tempat wisata selanjutnya yang terdekat, yaitu tangkuban perahu.
Sebelum keluar dari tempat wisata de’Ranch, kami menukarkan voucher welcome Drink dengan segelas susu sapi segar. Hmm~ Lezaaat.. dan ai menyempatkan diri membeli tanaman hias untuk dibawanya pulang.
Beberapa jam kemudian, setelah makan siang dan istirahat shalat zuhur, kami sampai di wisata Tangkuban Perahu. Tapi ternyata di tempat ini ada banyak sekali orang. Benar-benar ramai! Kami menyempatkan diri berfoto sebentar di sela-sela pengunjung lain. Berebut mendapatkan spot yang tepat untuk mengambil gambar yang indah. Jujur saja aku tidak terlalu menikmati keindahan tempat ini yang sangat megah dan beraroma belerang. Hal ini dikarenakan banyak sekali pengunjung dan pedagang yang menaruh dagangannya disepanjang pemandangan Tangkuban Perahu. Ini benar-benar mengganggu.


Pukul 02.00 kami bersiap kembali ke Jakarta dengan ekspektasi yang sama dengan berangkat. Namun, apadaya, kemacetan lalu lintas tak terbendung. Sambil menikmati kota Bandung dengan macetnya, kami jajan Cilok Setiabudi andalan kami. Hmm~
Alhamdulillah, Kami tiba di Jakarta pukul 9 malam. Waktu yang cukup lama untuk sebuah perjalanan Bandung-Jakarta yang seharusnya  membutuhkan waktu hanya 3 jam saja tapi ini bisa sampai memakan waktu kurang lebih 7 jam. How a crowded traffic jam!
Tapi ikhlaskan saja, karena ini sudah terlatih di Jakarta.
Sampai di rumah kami masing-masing, kami langsung beristirahat agar besok sudah siap untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Bye Lembang, thank you for all the moments ! I’ll be back, someday.. :D