Cara Mengurus e-KTP
yang HILANG
Sepulang dari umroh kemarin, saya baru tersadar
kalau KTP saya tidak ada di tempatnya. Padahal itu kartu sudah aku siapkan di
strategis supaya mudah diambil, takut-takut ada pemeriksaan KTP aja gitu entah
di bandara atau dimana. Tapi sepanjang perjalanan ke Jeddah tidak ada
pemeriksaan KTP karena sudah pakai Passpor. Logikanya, jika tidak ada
pemeriksaan KTP dan KTP itu tidak saya
keluarkan selama 9 hari di Mekkah atau Madinah, maka KTP itu masih ada di
tempatnya. Saya masih ingat persis terakhir
kali menyimpan KTPnya, berharap saya lupa menyimpan tempat lain, seperti di
koper atau buku-buku yang saya bawa untuk umroh, maka saya bongkar semua barang
bawaan saya. Nyatanya setelah saya bongkar seluruh isi tas, kartu kecil mungil
namun sangat penting itu tak Nampak lagi. Raib. Entah kemana. Teman-temannya,
seperti kartu ATM, uang, dll masih pada ditempatnya, yang hilang hanya sebuah
KTP itu saja. Oh.. Oke, dengan lapang dada berarti saya harus mengurus KTP yang
hilang. Berhubung saat umroh saya belajar banyak ilmu sabar dan ikhlas, mari
kita aplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Ikhlas aja, tinggal bikin lagi, yang
penting uang-uang ongkos ga ada yang hilang. Alhamdulillah…. *menghibur diri ini yang udah mau bĂȘte karena
saya tau mengurus kartu kecil itu tidak semudah mengurus simcard yang hilang*
:D
Ok, Sip. Cerita
pun dimulai.
Jumat, 8 Januari
2016 pukul 14.00
Siang hari sekitar jam 14.00 saya
berangkat dari rumah ke kantor Polisi untuk melapor kehilangan KTP. Niatnya sih
mau mengurus dari pagi, namun berhubung badan ini belom ajeg karena masih dalam
rangka istirahat sepulang dari perjalanan panjang, akhirnya baru terealisasi
jam 2 siang, saat perkantoran mau tutup. Saya bawa selembar sisa fotokopi KTP
yang hilang (itu juga udah lusuh) dan selembar fotokopi Kartu Keluarga yang
saya minta dari Mama saya.
Kurang lebih 15 menit saya sudah sampai
kantor polisi (Polsek deket rumah) dan
langsung menanyakan kepada petugas dimana saya bisa mengurus surat laporan
kehilangan KTP dan petugas tersebut mengarahkan saya ke ruangan tempat
pengaduan masyarakat tentang kehilangan barang.
Saya masuk ke ruangan kecil tersebut, disana
sudah ada 4 orang lain yang juga sedang mengurus laporan kehilangan barang. Tanpa menunggu lama, tibalah giliran saya.
Adalah Bu Polwan yang melayani pengaduan
saya. Saya melaporkan kehilangan sebuah KTP dan menyerahkan fotokopi KTP saya.
Bu Polwan yang baik hati namun tanpa senyum itu menanyakan kapan kejadian
kehilangannya dan tempat kehilangannya dimana.
Setelah informasi
didapatkan, maka dibuatkan laporannya. Langsung di print out saat itu juga.
Beres dalam 5 menit saja. Alhamdulillah….
Untuk laporan kehilangan KTP, Biayanya gratis.
Tapi banyak juga yang ngasih seikhlasnya, termasuk saya. ._.V
Karena masih jam 3 kurang, saya memutuskan untuk langsung ke kantor kelurahan, karena yakin
bisa cetak baru KTP yang hilang disana. Harap-harap cemas juga sebenarnya
karena takut sudah tutup. Ternyata sesampainya disana, kantor kelurahan masih
buka. Saya menemui seorang bapak petugas kelurahan dan menanyakan dimana tempat
mengurus KTP yang hilang. Beliau
mengatakan bahwa saya harus membawa surat pengantar dari RT/RW dahulu dan
membawa fotokopi KTP dan KK plus ternyata sekarang sudah tidak bisa mencetak
KTP di kelurahan lagi, harus ke kantor Sudin Kependudukan langsung.
Daaaan saya tidak membawa surat pengantar dari
RT/RW, lembar fotokopi KK saya pun
ternyata KK yang lama, tahun 2008! Ya Allah… masa’ saya harus pulang lagi…
sediih… Tapi, entah kenapa, bapak petugas itu akhirnya punya ide setelah saya
tunjukkan lembar fotokopi KTP dan KK lama saya.
“Ya
sudah, mbak ikut saya saja ke dalam.” Saya pun masuk ke kantor dan mengikuti
bapak itu kedalam, bapak itu meminta saya menunggu di ruang tunggu dan beliau
masuk ke dalam.
Setelah beberapa menit kemudian, bapak itu
keluar lagi. Yang saya kaget, bapak itu bilang ke pegawai kelurahan yang lain
(temannya bapak itu) bahwa saya adalah saudaranya (?), temannya itu adalah
petugas yang bisa memberikan surat pengantar dari kelurahan tentang kehilangan
KTP. Ternyata bapak itu mau menolong saya supaya saya dibuatkan surat pengantar
kelurahan.
Saya mengucapkan terimakasih. Kata bapak itu,
tapi jangan lupa surat pengantar RT/RW nya segera dibuat dan membawa fotokopi
KK yang baru dan mengurusnya di Kantor Sudin Kependudukan.
Saya mau memberikan fee terimakasih, namun
Bapak itu menolaknya dengan tegas. Wah Alhamdulillah… terimakasih ya bapak…
saya jadi tidak perlu bolak balik ke kelurahan, berhubung saya juga masih belum
fit benar.. mungkin bapak itu kesian sama saya sampai mau nolongin kaya gitu…
HAHA
Sesudah dari kantor kelurahan, saya pulang ke
rumah untuk mengurus surat keterangan dari RT/RW bahwa KTP saya hilang. :3
Saya minta tolong ayah
saya untuk memintakan ke Pak RT. Ohhh untunglah saya mempunyai ayah yang baik
hati.. hehe Surat pengantar RT/RW langsung beliau urus. Sip deh.. Terimakasih ayah.. :D
Kamis, 14 Januari 2016
Saya memutuskan untuk ke Sudin Kependudukan
Jakarta Selatan pada hari Kamis, 14 Januari 2016. Semua berkas yang harus
dikumpulkan sudah saya siapkan :
- Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian
- Surat Keterangan Hilangan dari Kelurahan
- Surat Keterangan Hilang dari RT/RW
- Fotokopi KTP
- Fotokopi KK terbaru
Namun, dikarenakan saya sudah efektif bekerja
dan kondisi sedang tidak memungkinkan untuk izin pada pagi hari, maka saya baru
bisa ke kantor sudin jam 2 siang. Padahal saya ingat Bapak kelurahan yang saya temui
kemarin, saya perlu ke kantor sudin tersebut dari pagi untuk ambil nomer
antrian. Di beberapa blog
yang saya baca pun mereka mengantri dari pagi. Tapi saya nekat berangkat jam 2 siang, apapun hasilnya. Mana saya belum
tau lokasinya dimana.. Ya Allah…
Daaan kamu tahu? Hari itu adalah hari yang
menggemparkan Jakarta! DImana ada tragedi ledakan di Sarinah. Astagfirullah…
saya agak ragu mau meneruskan perjalanan atau tidak. Takut banyak kantor yang
tutup atau jalanan yang ditutup atau jalanan pada macet. Berbagai prediksi saya
bayangkan. Saya shalat dulu, bertanya pada Allah, dan berfikir….
Masalahnya, saya hanya mempunyai waktu yang
terbatas, dan surat kepolisian hanya berlaku 14 hari, itu berarti kalau saya
tunda menjadi minggu depan, sudah tidak berlaku lagi. Dengan tekad yang bulat,
saya mencari informasi jalan yang ditutup oleh polisi. Ternyata jalan radio
dalam tidak ditutup, jadi saya semakin yakin untuk meneruskan perjalanan
meskipuuunnn itu sudah siang banget. Mudah-mudahan kantor sudinnya tidak keburu
tutup.
Saya naik angkot kopaja 614 dari pasarminggu, tumben
banget itu busnya sepi. Mungkin orang-orang lagi pada di rumah,
menghindari berpergian karena tragedi
bom sarinah. Saya berpesan pada abang kondekturnya untuk memberitau saya dimana
kantor sudin kependudukan. Beruntung saya mendapat kondektur yang baik hati,
pas sampai lokasi saya diberitau. Kurang lebih satu jam perjalanan di tempuh
untuk sampai. Dan ternyata dari tempat turun bus, kita masih harus jalan agak
jauh (kurang lebih 10 menit). Okelah kalau begitu. Agak bingung juga tempatnya,
tapi setelah mendapat petunjuk dari tukang ojek, saya sampai juga di lokasi.
Dari lampu merah tempat kita turun (taman
barito), belok kiri, sampai ada rumah sakit, belok kiri sebelum rumah sakit
tersebut, lurus terus ada jembatan, belok kanan lurus terus ada tanjakan belok
kiri.
YAY AKHIRNYA SAMPAI JUGA!
Kantor Sudin Kependudukan Jakarta Selatan
(Pukul 15:10, 14/01/2016)
Sesampainya di kantor sudin kependudukan, saya
lapor ke satpam, bertanya dimana tempat mengurus KTP yang hilang. Kata satpam
masuk aja di lantai 1.
Deg degan… karena saya tahu, 50 menit lagi
kantor ini tutup.
Saat masuk kantornya saya melihat masih banyak
orang yang mengurus arsip, dan saya mengambil nomer antrian. Dan tahukah kamu?
NOMOR ANTRIANNYA HABIS! SUDAH JAM 3! Oh.. Rabbiii… saya harus kembali lagi
besok?? T_T *keajaiban pun datang untuk orang-orang yang iklash bin sabar* :D
Lagi-lagi, saya bertemu orang baik.. Bapak
satpam memberikan solusinya. Saya diberikan selembar surat pernyataan
kehilangan KTP yang berupa form dan harus ditandatangani di atas materai
Rp6.000.
“Mbak, isi ini aja.. nanti berkasnya langsung
di kasih ke dalam. Beli materainya di warung depan..”
Wuahhh… Alhamdulillah.. masih dikasih
kesempatan di detik detik terakhir kantor ini mau tutup. Tanpa menunggu lama,
langsung segera saya isi dan tanda tangani di atas materai dan saya serahkan ke
pegawai kantor yang di dalam untuk diproses, tanpa mengantri karena ga dapet
nomer antri juga.
Kata Bapak itu, harusnya antrian ditutup jam 3,
tapi kasian aja sama saya. Mungkin, ekspresi wajah saya menginformasikan saya
datang dari jauh dan mesakke
sekali. :D
Setelah menunggu tidak lama, kartu e-KTP saya
yang baru dicetak. Jam 4 sudah bisa diambil. Jadi saya pulang dengan tanpa tangan
kosong! Yay.. Alhamdulillah.. tanpa dipungut biaya, bebas PUNGLI dan yang lebih
senang lagi, keterangan pada KTP tersebut, masa berlaku hingga SEUMUR HIDUP.
Asikk ga perlu ngurus KTP lagiii.. *yay*
Saya pulang dengan hati lega, riang, dan
berbunga-bunga memandangi KTP baruku yang akhirnya jadi juga… Tak lupa pamit
sama Pak Satpam untuk bilang terima kasih. Ohya kita ga perlu foto lagi, karena
data-data kita masih tersimpan. Sipp kaaannnn…
Setelah membeli air jeruk kemasan yang ada
bulir jeruknya (?) saya melanjutkan perjalanan pulang. Persis di sebrang saya
turun bus tadi dan menunggu bus kopaja 614. Bus yang saya tunggu pun segera
datang. Dan rupanya… saya bertemu dengan abang kondektur yang mengantar saya
berangkat tadi. HA! BUS YANG SAMA! KONDEKTUR YANG SAMA! *pengen ketawa sendiri*
Saya naik bus dengan ketawa melihat abangnya dan saya pun duduk di tempat duduk
yang sama saat berangkat tadi. Amazing. Sepertinya bus itu ditakdirkan untuk
mengantarkan saya seharian untuk ngurus KTP. Sepertinya benar kata buku yang
saya baca, Sebuah Kebetulan adalah Cara Tuhan Menunjukkan Sisi Humor-Nya. Saya
tau di dunia ini tidak pernah ada yang namanya kebetulan, semua sudah rencana
Tuhan yang begitu sempurna.
“Ketemu ‘kan mbak tempatnya?”
“Iya bang Alhamdulillah…”
Saya memberikan selembar uang sepuluhribu ke
abangnya dan saya bilang kembaliannya buat doi aja. Walaupun saya tau ga
seberapa.. tapi abangnya girang bukan main.
“Beneran nih ? Makasih ya..” kata abangnya ga
percaya.
“Iya bang, buat abang aja, yang penting saya
udah nemu kantornya.”
Sebagai tanda syukur saya kalau proses
pengurusan KTP saya yang hilang. Beneran deh ini ngurus KTP udah kayak ngurus
apaan aja.. Mungkin kalo di drama-in udah dikasih backsound “You raise me up~”
Hahahaaaa..
Congratulation for my self.. akhirnya selesai
juga…
Alhamdulillah
Makasih Ya Rabb
Makasih buat kemudahan yang Kau berikan
Makasih buat semua orang-orang yang baik yang
saya temui
Makasih karena sudah mempermudah urusan orang
lain..
Semoga Allah membalas kebaikan kalian.. Aamiin
Dan besok tinggal ngurus simcard yang hilang!
Karena mengurus simcard yang hilang hanya modal KTP saja. Yippiie! Semangat ! J