23rd Birthday on 23rd
August
Alhamdulillahirabbil’alamin..
Hanya kata itu yang ingin aku
ucapkan untuk segala nikmat & rezeki dari Allah hingga usiaku genap 23tahun
ini. Usia 23 di tanggal 23. Usia 23 bukan waktu untuk main-main, ini lebih
serius. Aku sedikit menengok kebelakang tentang apa yang sudah ku capai 23
tahun ini. Sungguh banyak sekali hal yang ku syukuri sebagai nikmat dari Allah.
Islam tak pernah mengajarkan
merayakan ulang tahun, di keluargaku juga tak ada ritual itu, ulang tahun
adalah hari yang bi-a-sa sa-ja, tak ada yang special, apalagi pesta. Aku ingin sedikit
menceritakan tentang ritual ulang tahun di keluargaku.
Mama dan Ayah (panggilan untuk ke
dua orang tuaku) tidak pernah merayakan besar-besaran ulang tahun anak-anaknya.
Hanya ucapan ‘selamat ulang tahun kak/dik’. Tak pernah ada nyanyian, tak pernah
ada kue tart (apalagi pesta) walaupun terkadang mama/ayah tetap memberi kami
hadiah, hadiah yang sederhana, hanya ingin membuat anaknya merasa senang di
hari ulang tahunnya. Hal tersebut membuat kami tumbuh dengan pribadi yang
menganggap bahwa ulang tahun bukanlah hari yang teramat istimewa, ulang tahun
adalah hari peringatan bertambahnya bilangan usia.
Hingga suatu hari, aku lupa tepatnya
pada usia ke berapa, sewaktu aku duduk di sekolah dasar, dimana teman-temanku merayakan
ulang tahunnya, mengundang teman-teman dan mendapat kado dari banyak orang. Aku
yang ingin sekali merayakannya dan tidak tahu bagaimana meminta orang tuaku
merayakannya berinisiatif membuat perayaan sendiri. Aku mengundang beberapa
teman-temanku ke rumah di hari ulang tahunku, mungkin belasan orang. Aku membeli
snack-snack di warung dekat rumah dan membungkusnya sendiri dengan plastic (plastic
kiloan) sebagai bingkisan ulang tahunku. Karena dengan uang jajan sendiri,
tentu aneka snack yang ku beli bukan snack yang mahal. Aku tak mau membuat
orang tuaku keluar banyak uang, aku tak mau merepotkan mereka. Aku tak bilang
orang tuaku, karena ku fikir hanya berkumpul bersama teman-teman saja, dan
mendapat kado :P.
Ketika teman-temanku mulai
berdatangan ke rumah dan membawa kado, mamaku kaget. Saat itulah aku jujur
dengan Mamaku bahwa aku mengundang mereka untuk merayakan ulang tahun. Dan saat
itu pula, mamaku langsung memasak nasi kuning eh ketan kuning kalo ga salah,
cepat sekali buatnya. Keluargaku tak berkomentar apa-apa, mama juga, hanya saja
mama sepertinya agak kecewa karena aku tidak meminta izin terlebih dahulu,
kalau tidak melayani tamu-tamu yang datang dengan baik, nanti keluarga juga
yang malu. (yah aku prediksi pikiran mama begitu, he he). Jika mengingat hal
itu aku berfikir, sebenarnya untuk apa ulang tahun itu dirayakan? Setelah kejadian
itu, tetap saja tak ada perayaan ulang tahun di rumah, itu satu-satunya
perayaan ulang tahun yang ku adakan, aku ada-adakan lebih tepatnya. Kalau setelah
itu ada teman-teman yang datang ke rumahku dalam rangka ulang tahun, itu karena
mereka mau main ke rumah, bukan aku yang mengundang untuk merayakannya.
Tapi, jika ku fikir, memang dari
kecil dulu, aku adalah anak yang paling suka mengajak teman-temannya main ke
rumah. Sok-sok-an punya banyak makanan di rumah. Ha ha ha. Padahal rumahku
sangat sangat sederhana, belum seperti sekarang (Alhamdulillah). Aku ingat dulu
saat usiaku 4 atau 5 tahun aku mengajak temanku ke rumah. Aku mengajaknya makan di rumah bersama. Kau tau
apa yang aku berikan pada temanku itu? Nasi campur gula. Dan temanku itu mau
saja makan nasi aneh itu. Waktu itu mamaku sedang tidur jadi tidak tahu apa
yang dilakukan oleh anak perempuannya ini. Orang-orang biasanya makan nasi
campur garam, eh aku malah campur gula. Itu adalah pengalaman makan nasi campur
gula yang pertama dan terakhir. Cerdas.
Aku juga waktu kecil pernah
mengajak temanku ke rumah hanya untuk makan tempe yang ku olesi kecap. Aku menyebutnya
beng-beng dan temanku mau saja. Mau saja
ku bodohi. Ha ha ha. Namanya juga anak kecil, polos.
Entah kenapa aku suka mengajak
teman-temanku ke rumah, dan aku pun hobi main ke rumah-rumah teman-temanku. Dari
dulu. Hanya untuk sekedar tau rumahnya dan keluarganya saja. Hehe
Kembali lagi ke soal ulang tahun.
Waktu jaman sekolah dulu, SMP dan SMA, kenapa aku paling jarang mentraktir
teman-teman? Ha ha.. ya arena aku belum punya uang yang cukup untuk mentraktir
mereka. Aku paling tidak mau meminta uang ke dua orang tuaku, menurutku dana
untuk mencukupi kebutuhan hidup 7 anggota keluarga sudah cukup biaya besar,
jadi aku tidak mau menambah beban lagi . jadi kalo uang tabunganku cukup saja
aku baru mau mentraktir mereka, kalau tidak ada, aku tidak memaksakan. Tapi bersyukurnya,
makin banyak saja paket-paket murah di restoran cepat saji, jadi aku bisa
mentraktir teman-temanku. Teman-temanku kan tidak sedikit yang minta traktir,
kalo ga pake paket hemat itu, uangku mana cukup. He he he.
Namun, jika aku renungkan lagi
lebih dalam, makna dari ulang tahun itu adalah berkurangnya jatah hidup di
dunia, untuk apa di rayakan? Itulah kenapa aku tak begitu suka ulang tahun,
yang sebagian besar orang menyukainya. Aku tak suka mama atau ayah ulang tahun.
Alasannya? Karena itu artinya usia mereka semakin tua, dan waktu kebersamaan
dengan mereka di dunia ini akan berkurang, entah siapa yang ‘pulang’ duluan
nanti. Ulang tahun juga membuat orang menjadi boros. Boros jika merayakannya berlebihan ya. Selain itu ulang tahun juga membuat orang negatif thinking. Bagaimana tidak?
Coba jika ada orang terdekatmu yang lupa dengan ulang tahunmu? Pasti langsung negative
thinking dan menjadi bête dengan orang itu. Padahal, sebenarnya orang itu tau
ulang tahunmu, tapi ga semua orang tau tanggal tiap harinya. Soal hari ini hari
apa aja banyak yang lupa, apalagi hari ini tanggal berapa. Kecuali ada reminder.
Tapi sekarang ada facebook yang selalu mengingatkan, tapi kalo ga buka facebook
hari ini? Ya sudah...
Adalagi, ulang tahun membuat
orang jadi berharap lebih. Berharap ada yang member ucapan (dari orang special),
berharap ada yang ngasih kado, atau berharap semua orang ingat ulang tahunnya. Kalau
harapan itu ternyata tak menjadi kenyataan? Alhasil akan menjadi kecewa. Sedih.
(lagi)
Oleh karena itu, kadang aku
berharap tak usah ada hari ulang tahun jika hanya membuatku merasakan negatif-negatifnya
itu, tapi kini aku menyikapinya dengan ikhlas. Ikhlas jika tak ada yang ingat,
ikhlas jika tak ada yang mengucapkan, ikhlas jika tak ada yang member hadiah. Dengan
begitu hati menjadi tenang. Dan jika ada yang ingat, memberi ucapan & doa,
dan hadiah, itu adalah bonus dari Allah.
Yang kita butuhkan dalam ulang
tahun kita adalah bersyukur. Jika kita bersyukur, semoga Allah menambahkan
nikmat-Nya.
Ah, ada satu lagi.. kadang, orang
yang kita kira ingat ulang tahun kita, malah ga ingat.. dan yang kita kira tak
peduli dengan ulang tahun kita malah ingat dan mengucapkan paling awal. Kita tak
pernah tau apa yang di rahasiakan-Nya. Teruslah berbuat baik dengan siapapun,
karena kita tidak pernah tau, kebaikan kita yang paling bermakna di hati orang
lain itu kebaikan yang mana dan kepada siapa. J
Aku mengucapkan terimakasih untuk
kawan-kawan yang mengirimkan doanya untukku, semoga Allah membalas kebaikan
kalian, dan harapanku, semoga aku bisa memanfaatkan waktu yang tersisa ini
dengan sebaik-baiknya. Amin.
Dan terimakasih untuk Amel,
temanku yang sudah mentraktirku nonton film “Cinta Suci Zahrana” di hari ulang
tahunku. Kayanya Cuma dia yang nraktir orang ulang tahun, bukan minta traktir..
mantap mel.. semoga kebaikanmu di balas Allah swt. Aminnn..
Jatipadang, 24 Agustus 2012
Setelah subuh…
Ini beberapa kutipan
ucapan selamat dari teman-temanku di twitter.. bantu aminkan ya semuanya :)
Berhubung banyak temen Korean
lovers ku, jadi banyak yang ngucapin pake bahasa korea, buat nambah kosakata
aja:
Saengil Chukka Hamnida
artinya Selamat Ulang Tahun
Eonni : Panggilan adik
perempuan untuk kakak perempuannya di Korea
Dari sekian banyak doa yang masuk
(?) yang paling aku aminkan besar-besar adalah doa dari muridku, Wulan:
“Happy Birthday Ka Isna, moga
panjang umur, sehat selalu, tambah sukses, n cepet dapet imam
yang bisa menjadi panutan yang baik bagi kaka.. haha :D”
Akhir kata, terimakasih buat Mama,
Ayah, kakak, ade, dan sahabat-sahabatku yang sudah mendoakanku.. semoga Allah
membalas kebaikan kalian.. amin..
termasuk untuk teman lamaku yang
ternyata masih ingat aku. #abaikan
Jakarta, 24 Agustus 2012
Setelah Shalat Subuh