"Petak Umpet" adalah sebuah permainan anak-anak yang cukup populer di kalangan anak-anak (setidaknya hingga tahun 90-an). Tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain juga mengenal permainan ini yang disebut "hide and seek". Tapi kali ini aku hanya ingin berbagi cerita permainan petak umpet di Indonesia aja. hehehe. Permainan ini cukup menantang karna menuntut suatu strategi jitu bagaimana agar bisa menemukan teman yang mengumpat dan teman yang mengumpat pun harus cepat mencari tempat teraman untuk bersembunyi agar tidak ketahuan musuh. Peraturan yang digunakan pun pada dasarnya sama di setiap daerah yaitu dimainkan oleh 2 orang atau lebih dan biasanya dimulai dengan "hompimpa". Satu orang bertugas untuk menjaga tempat yang biasa disebut benteng dan sisanya bertugas mencari tempat persembunyian masing-masing.
Agar tidak ketahuan oleh si penjaga (baca: yang jaga). tapi taukah kamu apa yang membedakan permainan ini di satu daerah ke daerah yang lain?setelah saya bertanya dengan teman-teman saya di kampus ternyata perbedaannya ialah terletak pada bunyi seruan atau yang bisa kita sebut kata kunci (password) yang dilontarkan para pemainnya saat mereka berhasil keluar dari persembunyiannya atau saat si penjaga berhasil menemukan teman-temannya dan harus kembali ke tempat/ tembok yang sedang di jaganya.
Inilah jawaban dari teman-teman saya ketika saya bertanya apa password di daerah mereka ketika bermain petak umpet:
1. Pong!
2. Bon!
3. Plong!
4. Dor!
5. Po!
6. Hong!
Karena dulu sewaktu kecil saya memainkan dengan sebutan "pong!" maka saya tidak terlalu heran dengan sebutan di atas karna tidak terlalu sulit untuk diucapkan sewaktu kita harus cepat-cepat memegang benteng dengan menyebut "password" itu. namun, yang saya heran ialah ketika saya menemukan ada beberapa "password" yang lebih dari 1 suku kata seperti:
1. Ingglo!
2. Juntrit!
3. Apel! (baca: apel ala orang batak bukan buah apel)
4. Mataliun..!
5. Cimanci!
6. Jegur!
7. Benteng!
8. Bela!
waktu pertama kali mendengar password2 tsb saya sangat heran dan tertawa geli... rasanya sungguh repot untuk menyebutkan password2 itu... pelajaran yang bisa kita ambil dari perbedaan password ini adalah sebenarnya kita mempunyai satu tujuan namun kita sering kali menyebutnya dengan beda-beda bahasa maka agar kita bisa bersatu dan memainkan permainan ini maka kita harus menyepakati password dulu jangan sampai setiap orang menyebutkan password yang berbeda-beda ini akan menjadi keributan yang besar jika kita tidak menyepakatinya dari awal. karena password ini adalah kunci dari permainan ini, kalo passwornya saja sudah beda-beda bagaimana benteng itu bisa diraih?
sekarang pertanyaan yang terbesit adalah siapakah yang pertama kali pencetus password2 itu? sepertinya mereka 'mengarang indah' dan apakah arti dan makna dari kata2 itu? dan yang saya heran lagi siapakah yang memulai permainan ini karena pasti orang-orang itu adalah orang-orang yang sangat kreatif karena permainan itu banyak yang menyukainya hingga saat ini.
sungguh beruntunglah anak-anak yang masih merasakan nikmatnya permainan ini karena melatih daya pikir para pemainnya (biasanya anak-anak) untuk berfikir keras bagaimana mengatur strategi agar bisa meraih benteng paling cepat dengan menyebutkan password2 yang berlaku. Namun sayangnya kini permainan ini sudah mulai berkurang peminatnya karena tergilas oleh budaya2 baru dikalangan anak-anak. Lihat saja zaman sekarang anak SD sudah bermain HandPhone bahkan blackbarry, kalaupun mereka bermain permainan tradisional mereka bermain melalui game yanga ada di handphone mereka. mungkin ini juga dipengaruhi oleh kemajuan IPTEK dan juga berkurangnya lahan-lahan kosong yang telah berubah menjadi bangunan-bangunan tinggi sehingga sudah tidak ada tempat untuk bermain bersama teman sebaya. Bersyukurlah bagi kamu-kamu yang pernah merasakan sensasi permainan-permainan tradisional terutama Petak Umpet ini.
hayo... kapan kamu terakhir bermain petak umpet dan apa password kamu dulu? Masih ingatkah? :)
Agar tidak ketahuan oleh si penjaga (baca: yang jaga). tapi taukah kamu apa yang membedakan permainan ini di satu daerah ke daerah yang lain?setelah saya bertanya dengan teman-teman saya di kampus ternyata perbedaannya ialah terletak pada bunyi seruan atau yang bisa kita sebut kata kunci (password) yang dilontarkan para pemainnya saat mereka berhasil keluar dari persembunyiannya atau saat si penjaga berhasil menemukan teman-temannya dan harus kembali ke tempat/ tembok yang sedang di jaganya.
Inilah jawaban dari teman-teman saya ketika saya bertanya apa password di daerah mereka ketika bermain petak umpet:
1. Pong!
2. Bon!
3. Plong!
4. Dor!
5. Po!
6. Hong!
Karena dulu sewaktu kecil saya memainkan dengan sebutan "pong!" maka saya tidak terlalu heran dengan sebutan di atas karna tidak terlalu sulit untuk diucapkan sewaktu kita harus cepat-cepat memegang benteng dengan menyebut "password" itu. namun, yang saya heran ialah ketika saya menemukan ada beberapa "password" yang lebih dari 1 suku kata seperti:
1. Ingglo!
2. Juntrit!
3. Apel! (baca: apel ala orang batak bukan buah apel)
4. Mataliun..!
5. Cimanci!
6. Jegur!
7. Benteng!
8. Bela!
waktu pertama kali mendengar password2 tsb saya sangat heran dan tertawa geli... rasanya sungguh repot untuk menyebutkan password2 itu... pelajaran yang bisa kita ambil dari perbedaan password ini adalah sebenarnya kita mempunyai satu tujuan namun kita sering kali menyebutnya dengan beda-beda bahasa maka agar kita bisa bersatu dan memainkan permainan ini maka kita harus menyepakati password dulu jangan sampai setiap orang menyebutkan password yang berbeda-beda ini akan menjadi keributan yang besar jika kita tidak menyepakatinya dari awal. karena password ini adalah kunci dari permainan ini, kalo passwornya saja sudah beda-beda bagaimana benteng itu bisa diraih?
sekarang pertanyaan yang terbesit adalah siapakah yang pertama kali pencetus password2 itu? sepertinya mereka 'mengarang indah' dan apakah arti dan makna dari kata2 itu? dan yang saya heran lagi siapakah yang memulai permainan ini karena pasti orang-orang itu adalah orang-orang yang sangat kreatif karena permainan itu banyak yang menyukainya hingga saat ini.
sungguh beruntunglah anak-anak yang masih merasakan nikmatnya permainan ini karena melatih daya pikir para pemainnya (biasanya anak-anak) untuk berfikir keras bagaimana mengatur strategi agar bisa meraih benteng paling cepat dengan menyebutkan password2 yang berlaku. Namun sayangnya kini permainan ini sudah mulai berkurang peminatnya karena tergilas oleh budaya2 baru dikalangan anak-anak. Lihat saja zaman sekarang anak SD sudah bermain HandPhone bahkan blackbarry, kalaupun mereka bermain permainan tradisional mereka bermain melalui game yanga ada di handphone mereka. mungkin ini juga dipengaruhi oleh kemajuan IPTEK dan juga berkurangnya lahan-lahan kosong yang telah berubah menjadi bangunan-bangunan tinggi sehingga sudah tidak ada tempat untuk bermain bersama teman sebaya. Bersyukurlah bagi kamu-kamu yang pernah merasakan sensasi permainan-permainan tradisional terutama Petak Umpet ini.
hayo... kapan kamu terakhir bermain petak umpet dan apa password kamu dulu? Masih ingatkah? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Write down your comment here / Tulis Komentar disini