04 Januari 2015

Wisata Jakarta (Museum Prasasti & Hutan Mangrove)

Liburan akhir tahun kali ini, saya dan teman sepetualangan saya >> @duuunduuun mengunjungi beberapa tempat wisata di Jakarta yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya. Setelah agak bingung mengatur jadwal dan tempat tujuan, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Museum Prasasti  dan Hutan Mangrove pada hari Kamis, 25 Desember 2014. Yay! Bismillah~

Tujuan 1 : Museum Prasasti, Jakarta Pusat

Jam 09:00 WIB kami janjian di shelter Bus TransJakarta Jatipadang. Untuk menuju ke Museum Prasasti, kami harus turun di Shelter Monas oleh karena itu dari bus koridor 6 (Ragunan – Dukuh Atas), kami transit di dukuh atas untuk ganti bus koridor 1 jurusan Blok M – Kota. Setelah tiba di shelter Monas kami menyebrang ke arah Museum Nasional kemudian berjalan ke arah Museum Prasasti, ini dia rutenya :
Dari Museum Nasional, jalan sedikit ke kanan kemudian belok kiri tepat di sebelah Museum Nasional, kemudian jalan terus sampai ada perempatan jalan, nyebrang dan belok kanan, jalan terus hingga bertemu lampu merah, jalan terus nanti sudah langsung terlihat Museum Prasasti dari ujung jalan. Akhirnya ketemu juga deh Museum ini. Kira-kira pukul 10.15 kami tiba di lokasi. Tapi… ternyata eh ternyata, hari ini adalah hari libur nasional pemirsa, jadi museum tutup. Namun, syukur  alhamdulillah, ada penjaganya dan kami diperbolehkan masuk.
“Kasihan, udah dateng dari jauh.” Katanya. Ga sia-sia deh acting muka capek jalan jauh. Hahaha~
Wuihh.. finally, setelah sekian lama saya sangat penasaran dengan tempat ini. Tempat yang sangat artistik dan penuh misteri. Sudah beberapa teman saya ajak ke sini, dan rata-rata agak mereka agak takut dengan tempat ini. Kini, tibalah saya ke tempat ini, tempat bekas kuburan belanda. Museum Prasasti.

Sedikit mengenai Museum Prasasti dari Wikipedia.com
Semula Museum Taman Prasasti yang terletak di Jl. Tanah Abang I ini adalah pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober seluas 5,5 ha dan dibangun tahun 1795untuk menggantikan kuburan lain di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk, sekarangMuseum Wayang, yang sudah penuh. Makam baru ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya karena sebagian besar dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandse Kerk pada awal abad 19. Nisan yang dipindahkan ini ditandai dengan tulisan HK, Hollandsche Kerk.
Pada tanggal 9 Juli 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober dijadikan museum dan dibuka untuk umum dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. Karena perkembangan kota, luas museum ini kini menyusut tinggal hanya 1,3 ha saja.

Di museum ini, saya hanya mendapat sedikit informasi. Hanya ada tulisan-tulisan dalam prasasti yang terkadang berbahasa belanda, jadi agak menyulitkan saya memahami lebih jauh tentang museum ini.
Menurut saya, tempat ini kurang tepat kalau untuk liburan keluarga, disini cocoknya untuk hunting foto-foto. Tak heran kalau beberapa video clip (kerispatih, agnes, ungu, dll) berlokasi disini.








Mengunjungi museum ini mengingatkan kita akan tujuan akhir hidup kita, sesuatu yang lebih pasti dari hari tua, yaitu kematian. 
Saya teringat kata orang :
"Semua yang mati pernah hidup. Semua yang hidup akan mati."

Setelah lelah berkeliling di museum ini, kami memutuskan untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya yaitu : HUTAN MANGROVE, yay!

Tujuan 2 : Hutan Mangrove, Jakarta Utara
Berawal dari cerita dari teman saya Nonna La yang pernah ke sini sebelumnya, saya pun ingin mengunjungi tempat wisata di daerah Pantai Indah Kapuk ini.
Dari  Museum Prasasti menuju Hutan Mangrove, kami ke Shelter Monas untuk naik BPTB (Bus Penghubung Terintegrasi Busway) jurusan Monas – Pluit. Tarif BPTB ini adalah Rp 6.000, jadi nanti setelah shelter Kota, penumpang BPTB akan dimintai lagi ongkos Rp 2.500/orang.
Selang waktu kurang lebih 1 jam dari halte Monas, kami tiba di Pantai Indah Kapuk, lumayan untuk selonjorin kaki yang capek dan istirahat di bus. :D
Kami turun di depan sekolah Buddha Tzu Chi, Sekolah yang super besar ini gampang terlihat. Setelah dari situ, kami bertanya dengan orang sekitar tempat wisata Hutan Mangrove, dan dikasih petunjuk jalan, dari turun bus, kami ke kiri dan ikuti jalan.. Ternyata, ada banyak wisatawan yang mau ke Hutan Mangrove juga. Jadi, kami tidak sendirian. :D
Sampai di lokasi tempat wisata, terpampang besar tulisan
Tiket Masuk per orangnya : Rp 25.000/orang
Dilarang membawa kamera dan dilarang juga membawa makanan. -_-  Kalau membawa kamera kena chas Rp 1.000.000 o_O Cuma kamera HP yang boleh diizinkan masuk.
Kami masuk dengan penuh tanda tanya, ada apa di tempat wisata ini. Rupanya disini ramai pengunjung, berhubung pas tanggal merah juga kali ya? Disini ada banyak tanaman mangrove, dan rawa-rawa. Juga ada tempat untuk berkemah lho. Waw banget deh camping disini, serem. Hahaha~
Untungnya, kami udah makan siang di Museum Prasasti, jadi ga kebingungan soal makan. Paling minum-minum doang n ngemil. :D
Ambil beberapa foto dan menikmati sore yang teduh di dalam hutan. Setelah satu jam kami berkeliling hutan Mangrove yang lumayan luas, kami pulang. Tadinya mau wisata air dulu, naik perahu, tapi biayanya cukup mahal. Setidaknya kami harus sewa perahu dulu. Kalau ada banyak orang mungkin akan jadi murah. Hehehe.








Setelah shalat Ashar di masjid sana, kami pulang dengan riang gembira karena misi hari ini tercapai. Yay! Mission Complete! Alhamdulillah..
Pulang ke rumah dengan jalur yang sama seperti jalur berangkat tadi. Gampang kan?

Kapan-kapan mampir ke utara Jakarta ini ya, guys! 


Comments
1 Comments

1 komentar:

Write down your comment here / Tulis Komentar disini