30 Agustus 2010

Kedewasaan, Apa itu?


Kedewasaan (Maturity), Apa itu?

Dalam bulan Agustus ini banyak sekali kejadian atau peristiwa-peristiwa yang mengajarkan aku arti kedewasaan. Ditambah lagi pada tanggal 23 Agustus 2010 kemarin usia ku genap 21 tahun, usia dimana menurut ilmu psikologi perkembangan sudah memasuki usia dewasa menengah dan usia 21 tahun pun sudah memasuki usia dewasa di mata hukum. Maka akhir-akhir ini aku sering mempertanyakan apa arti dari kedewasaan sesungguhnya. Apakah kedewasaan seseorang dapat dilihat dari usianya atau tidak. Aku jadi ingat beberapa waktu silam ketika di bus ada seorang bapak yang mengajakku ngobrol mengenai kedewasaan. Menurutnya, kedewasaan seseorang tidak dapat dilihat dari usia seseorang, karena orang yang berusia 40 tahun pun masih banyak yang belum dewasa atau masih kekanak-kanakkan. Waktu itu aku hanya mengangguk karena masih belum mengerti betul apa makna yang sebenarnya dari kedewasaan. Sayangnya obrolan kami hanya berlangsung singkat karena bapak itu harus turun dari bus karena sudah sampai tujuan.

Lalu aku mencari beberapa referensi dari berbagai sumber mengenai arti dan makna dari kedewasaan yang sesungguhnya. Menurut Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauhmana tingkat kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya dilihat dari kematangan emosionalnya.

  1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
  2. Memiliki kemampuan mengelola diri dari perasaan cemburu dan iri hati.
  3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
  4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
  6. Tidak berusaha menganalisis secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif tentang keberadaan dirinya.
  7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
  8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya tindakan persiapan.
  9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
  10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha membatasi sikap egois.
  11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
  12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
  13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
  14. Berusaha memperoleh kepemilikan (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
  15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
  16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu” diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
  17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
  18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan diri dan harga diri.
  19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi sesaat.
  20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.

Kewajiban setiap orang adalah menumbuhkan “KEDEWASAAN” itu di dalam dirinya sendiri, dan menjadi bagian dari dirinya sendiri. Berikut ini ada beberapa kualitas atau tanda mengenai kematangan seseorang:

1. Dia menerima dirinya sendiri

Eksekutif yang paling efektif adalah ia yang mempunyai pandangan atau penilaian baik terhadap kekuatan dan kelemahannya. Ia mampu melihat dan menilai dirinya secara obyektif dan realitis. Dengan demikian ia bisa memilih orang-orang yang mampu membantu mengkompensasi kelemahan dan kekurangannya. Ia pun dapat menggunakan kelebihan dan bakatnya secara efektif, dan bebas dari frustasi-frustasi yang biasa timbul karena keinginan untuk mencapai sesuatu yang sesungguhnya tidak ada dalam dirinya. Orang yang dewasa mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik, dan senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik. Ia tidak berkepentingan untuk menandingin orang lain, melainkan berusaha mengembangkan dirinya sendiri. Abraham Maslow berkata, ”Orang yang dewasa ingin menjadi yang terbaik sepanjang yang dapat diusahakannya”. Dalam hal ini dia tidak merasa mempunyai pesaing-pesaing.

2. Dia menghargai orang lain

Eksekutif yang efektif pun bisa menerima keadaan orang lain yang berbeda-beda. Ia dikatakan dewasa jika mampu menghargai perbedaan itu, dan tidak mencoba membentuk orang lain berdasarkan citra dirinya sendiri. Ini bukan berarti bahwa orang yang matang itu berhati lemah, karena jika kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri seseorang itu sudah sedemikian mengganggu tujuan secara keseluruhan, ia tak segan memberhentikannya. Ukuran yang paling tepat dan adil dalam hubungan dengan orang lain bahwa kita menghormati orang lain, adalah ketiadaan keinginan untuk memperalat atau memanipulasi orang lain tersebut.

3. Dia menerima tanggung jawab

Orang yang tidak dewasa akan menyesali nasib buruk mereka. Bahkan, mereka berpendapat bahwa nasib buruk itu disebabkan oleh orang lain. Sedangkan orang yang sudah dewasa malah mengenal dan menerima tanggung jawab dan pembatasan-pembatasan situasi dimana ia berbuat dan berada. Tanggung jawab adalah perasaan bahwa seseorang itu secara individu bertanggung jawab atas semua kegiatan, atau suatu dorongan untuk berbuat dan menyelesaikan apa yang harus dan patut diperbuat dan diselesaikan. Mempercayakan nasib baik pada atasan untuk memecahkan persoalan diri sendiri adalah tanda ketidakdewasaan. Rasa aman dan bahagia dicapai dengan mempunyai kepercayaan dalam tanggung jawab atas kehidupan sendiri.

4. Dia percaya pada diri sendiri

Seseorang yang matang menyambut dengan baik partisipasi dari orang lain, meski itu menyangkut pengambilan keputusan eksekutif, karena percaya pada dirinya sendiri. Ia memperoleh kepuasan yang mendalam dari prestasi dan hal-hal yang dilaksanakan oleh anak buahnya. Ia memperoleh perasaan bangga, bersama dengan kesadaran tanggung jawabnya, dan kesadaran bahwa anak buahnya itu tergantung pada kepemimpinannya. Sedangkan orang yang tidak dewasa justru akan merasa sakit bila ia dipindahkan dari peranan memberi perintah kepada peranan pembimbing, atau bila ia harus memberi tempat bagi bawahannya untuk tumbuh. Seseorang yang dewasa belajar memperoleh suatu perasaan kepuasaan untuk mengembangkan potensi orang lain.

5. Dia sabar

Seseorang yang dewasa belajar untuk menerima kenyataan, bahwa untuk beberapa persoalan memang tidak ada penyelesaian dan pemecahan yang mudah. Dia tidak akan menelan begitu saja saran yang pertama. Dia menghargai fakta-fakta dan sabar dalam mengumpulkan informasi sebelum memberikan saran bagi suatu pemecahan masalah. Bukan saja dia sabar, tetapi juga mengetahui bahwa adalah lebih baik mempunyai lebih dari satu rencana penyelesaian.

6. Dia mempunyai rasa humor

Orang yang dewasa berpendapat bahwa tertawa itu sehat. Tetapi dia tidak akan menertawakan atau merugikan/melukai perasaan orang lain. Dia juga tidak akan tertawa jika humor itu membuat orang lain jadi tampak bodoh. Humor semestinya merupakan bagian dari emosi yang sehat, yang memunculkan senyuman hangat dan pancaran yang manis. Perasaan humor anda menyatakan sikap anda terhadap orang lain. Orang yang dewasa menggunakan humor sebagai alat melicinkan ketegangan, bukan pemukul orang lain.

7. Dia mempunyai ketabahan, keuletan, dan daya tahan

Orang dewasa bukannya orang yang bebas dari beban. Namun dia selalu mampu bangkit dari goncangan-goncangan hidup, dan tidak berpura-pura seolah-olah semuanya baik. Dia menerima kenyataan bahwa rasa sakit harus dipikul, kesalahan harus diperbaiki, dan tidak perlu menghabiskan waktu untuk menyesali keadaan. Kegagalan mungkin meremukkan orang yang lemah, namun bagi mereka yang dewasa, kegagalan menjadi pelajaran yang berharga.

8. Dia dapat membuat keputusan-keputusan

Orang yang dewasa, meski harus dengan sabar mengumpulkan fakta untuk memecahkan persoalan, dapat mengambil keputusan berdasarkan data-data yang kurang lengkap. Dia sadar bahwa terkadang dia harus mengambil tindakan berdasarkan keyakinan terhadap dirinya sendiri. Dia bersedia memikul resiko, namun tetap berdasarkan perkiraan-perkiraan yang terbaik yang dapat diperolehnya. Dia tahu, jika harus menunggu semua kepastian, mungkin sekali dia akan ketinggalan kereta.

9. Dia memiliki integritas

Seseorang yang matang bukanlah orang yang mudah beralih dan menyimpang karena keinginan-keinginan yang muncul tiba-tiba, namun ia dapat beralih dari satu topik ke topik lain tanpa menjadi kacau dan bingung. Dia bukan orang yang menyerak-nyerakkan energinya sia-sia.

10. Dia senang bekerja

Seseorang yang beremosi sehat dan berkepribadian matang tahu bagaimana menikmati pekerjaannya. Dia jarang bermalas-malasan. Dia menghargai pekerjaannya sehingga mendapatkan kepuasan dalam melakukan sesuatu yang baik. Namun demikian banyak orang yang bekerja sebagai bentuk pelarian atau persembunyian dari persoalan berat dan kekecewaan dalam kehidupan pribadinya. Dorongan yang tidak sehat ini memang bisa membuat perusahaan tempat mereka bekerja mendapat keuntungan, tetapi tidak adil bagi diri mereka sendiri. Bagi mereka yang dewasa, bekerja adalah jalan untuk membangun monumen masa depan mereka. Bekerja merupakan jalan untuk menunjukkan dedikasi mereka, dan menjaga diri untuk tidak berkubang dalam kecemasan-kecemasan dan persoalan mereka sendiri.

11. Dia mempunyai prinsip-prinsip yang kuat

Seseorang yang matang dan dewasa tidak mudah menyerah dalam memegang teguh prinsip-prinsipnya, namun ia luwes jika itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Dia mempunyai perasaan nilai yang kuat yang menjadi pembimbingnya dalam bertingkah laku. Bagi mereka yang dewasa, perusahaan dipandang sebagai sebuah makhluk hidup yang perlu untuk diasuh dan dilindungi. Ini menjadikan mereka begitu keras dalam menghadapi orang lain jika keberadaan perusahaan perlu diselamatkan.

12. Dia seimbang

Seseorang yang sudah berkepribadian dewasa akan hidup dalam suatu kehidupan yang berkeseimbangan. Dia sanggup bekerja keras namun juga mampu melepaskan diri dari tekanan-tekanan serta menikmati waktu senggangnya. Dia menyadari perannya dalam perspektif yang lebih besar dan lebih luas.

Itulah Beberapa hal yang mungkin dapat membantu kita dalam menjalani sebuah proses dengan sebuah pengertian yang mendalam bagaimana sebuah “KEDEWASAAN” ada atau bahkan tidak ada sama sekali dalam diri kita.

“Maturity need not necessarily come with age, but with awareness and understanding…”


sumber :

http://organisasi.org/ukuran-kedewasaan-seseorang-bukan-dari-usianya

http://mymusical-inst.blogspot.com/2010/04/sudah-bertahun-tahun-kata-kedewasaan.html

http://rhapsodixx.net/blog/?p=127

gambar : smart baby - searcing google :)


29 Agustus 2010

Petak Umpet


"Petak Umpet" adalah sebuah permainan anak-anak yang cukup populer di kalangan anak-anak (setidaknya hingga tahun 90-an). Tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain juga mengenal permainan ini yang disebut "hide and seek". Tapi kali ini aku hanya ingin berbagi cerita permainan petak umpet di Indonesia aja. hehehe. Permainan ini cukup menantang karna menuntut suatu strategi jitu bagaimana agar bisa menemukan teman yang mengumpat dan teman yang mengumpat pun harus cepat mencari tempat teraman untuk bersembunyi agar tidak ketahuan musuh. Peraturan yang digunakan pun pada dasarnya sama di setiap daerah yaitu dimainkan oleh 2 orang atau lebih dan biasanya dimulai dengan "hompimpa". Satu orang bertugas untuk menjaga tempat yang biasa disebut benteng dan sisanya bertugas mencari tempat persembunyian masing-masing.

Agar tidak ketahuan oleh si penjaga (baca: yang jaga). tapi taukah kamu apa yang membedakan permainan ini di satu daerah ke daerah yang lain?setelah saya bertanya dengan teman-teman saya di kampus ternyata perbedaannya ialah terletak pada bunyi seruan atau yang bisa kita sebut kata kunci (password) yang dilontarkan para pemainnya saat mereka berhasil keluar dari persembunyiannya atau saat si penjaga berhasil menemukan teman-temannya dan harus kembali ke tempat/ tembok yang sedang di jaganya.


Inilah jawaban dari teman-teman saya ketika saya bertanya apa password di daerah mereka ketika bermain petak umpet:
1. Pong!
2. Bon!
3. Plong!
4. Dor!
5. Po!
6. Hong!


Karena dulu sewaktu kecil saya memainkan dengan sebutan "pong!" maka saya tidak terlalu heran dengan sebutan di atas karna tidak terlalu sulit untuk diucapkan sewaktu kita harus cepat-cepat memegang benteng dengan menyebut "password" itu. namun, yang saya heran ialah ketika saya menemukan ada beberapa "password" yang lebih dari 1 suku kata seperti:

1. Ingglo!

2. Juntrit!
3. Apel! (baca: apel ala orang batak bukan buah apel)
4. Mataliun..!
5. Cimanci!
6. Jegur!
7. Benteng!
8. Bela!


waktu pertama kali mendengar password2 tsb saya sangat heran dan tertawa geli... rasanya sungguh repot untuk menyebutkan password2 itu...
pelajaran yang bisa kita ambil dari perbedaan password ini adalah sebenarnya kita mempunyai satu tujuan namun kita sering kali menyebutnya dengan beda-beda bahasa maka agar kita bisa bersatu dan memainkan permainan ini maka kita harus menyepakati password dulu jangan sampai setiap orang menyebutkan password yang berbeda-beda ini akan menjadi keributan yang besar jika kita tidak menyepakatinya dari awal. karena password ini adalah kunci dari permainan ini, kalo passwornya saja sudah beda-beda bagaimana benteng itu bisa diraih?



sekarang pertanyaan yang terbesit adalah siapakah yang pertama kali pencetus password2 itu? sepertinya mereka 'mengarang indah' dan apakah arti dan makna dari kata2 itu?
dan yang saya heran lagi siapakah yang memulai permainan ini karena pasti orang-orang itu adalah orang-orang yang sangat kreatif karena permainan itu
banyak yang menyukainya hingga saat ini.


sungguh beruntunglah anak-anak yang masih merasakan nikmatnya permainan ini karena melatih daya pikir para pemainnya (biasanya anak-anak) untuk berfikir keras bagaimana mengatur strategi agar bisa meraih benteng paling cepat dengan menyebutkan password2 yang berlaku. Namun sayangnya kini permainan ini sudah mulai berkurang peminatnya karena tergilas oleh budaya2 baru dikalangan anak-anak. Lihat saja zaman sekarang anak SD sudah bermain HandPhone bahkan
blackbarry, kalaupun mereka bermain permainan tradisional mereka bermain melalui game yanga ada di handphone mereka. mungkin ini juga dipengaruhi oleh kemajuan IPTEK dan juga berkurangnya lahan-lahan kosong yang telah berubah menjadi bangunan-bangunan tinggi sehingga sudah tidak ada tempat untuk bermain bersama teman sebaya. Bersyukurlah bagi kamu-kamu yang pernah merasakan sensasi permainan-permainan tradisional terutama Petak Umpet ini.


hayo... kapan kamu terakhir bermain petak umpet dan apa password kamu dulu? Masih ingatkah? :)


sumber gambar : swotti.com


28 Mei 2010

Perpustakaan On-Line "Labs Lib"


Pada tanggal 17 Mei 2010 lalu, Penulis di beri kesempatan untuk megadakan observasi langsung mengenai penggunaan SIM (Sistem Informasi Manajemen) di Perpustakaan SMP-SMA Labschool Jakarta, berikut ini laporannya.
Perpustakaan SMP-SMA Labschool Jakarta sudah menggunakan SIM secara komputerisasi. Komputerisasi yang dimaksud disini adalah dipakainya komputer dalam setiap tahap pekerjaan perpustakaan secara terintegrasi dengan menggunakan sistem tertentu. Mulai dari tahap pengembangan, pengolahan, penelusuran sampai dengan peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan dikerjakan dengan sistem komputer yang sama.
Dengan penerapan komputerisasi ini memberikan kemudahan proses peminjaman sehingga akan membuat siswa senang berkunjung ke perpustakaan. Apalagi bila proses cepat dan mudah dalam pencarian dan peminjaman koleksi maka siswa akan semakin senang untuk mengunjungi perpustakaan.
Perpustakaan ini kini sudah menerapkan perpustakaan on-line atau perpustakaan berbasis web. Hal ini berarti pengunjung perpustakaan dapat mencari data-data buku secara on-line sehingga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Penerapan perpustakaan on-line ini baru dilaksanakan pada 3 bulan terakhir ini.
Software yang digunakan oleh perpustakaan ini ialah Senayan Library Management System. Senayan merupakan salah satu software perpustakaan berbasis web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi perpustakaan. Perangkat lunak berbasis web saat ini karena aplikasi jenis ini memungkinkan perpustakaan mendekatkan berbagai produk layanannya dengan pengguna perpustakaan. Dengan jenis aplikasi ini pengguna dapat mengakses layanan perpustakaan tanpa harus datang ke perpustakaan karena pengguna dapat mengakses layanan yang disediakan perpustakaan melalui web atau portal perpustakaan.
Senayan di produksi oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan maka Senayan mampu mempermudah kegiatan administrasi perpustakaan. Kegiatan pengolahan, peminjaman, pengembalian, pemesanan koleksi, penyiangan, manajemen anggota, fasilitas pencetakan barcode (barcode koleksi dan anggota) serta berbagai jenis laporan Senayan dapat membantu sekolah untuk membuat kebijakan pengadaan atau sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan suatu kebijakan bagi perpustakaan. Semua kegiatan ini mungkin dilakukan dengan menggunakan menu-menu yang ada di Senayan. Menu-menu yang ada di Senayan antara lain menu bibliografi, sirkulasi, keanggotaan, OPAC (online public access catalog), stocktake (penyiangan), manajemen dokumen, system, dan laporan.
Dalam hal pengelolaan perpustakaan on-line, sedikit berbeda dengan perpustakaan biasa, yakni seluruh komunikasi yang ada, sangat bergantung kepada user, sehingga seluruh fasilitas untuk mengakses data, seluruhnya sudah ditampilkan di dalam menu. Petugas perpustakaan hanya menjaga lalulintas komunikasi apabila terjadi, untuk keperluan pencarian buku yang belum ada atau untuk menerima masukan-masukan akan kemajuan perpustakaan. Petugas perpustakaan akan meng-upload data-data yang baru.
Pengembangan perpustakaan digital atau e-library bagi tenaga pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan melalui fungsi sistem otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan lebih efektif dan efisien. Fungsi sistem otomasi perpustakaan menitikberatkan pada bagaimana mengontrol sistem administrasi layanan secara otomatis/ terkomputerisasi. Sedangkan bagi pengguna perpustakaan dapat membantu mencari sumber-sumber informasi yang diinginkan dengan menggunakan catalog on-line yang dapat diakses melalui intranet maupun internet, sehingga pencarian informasi dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun ia berada.
Dengan dikembangkan perpustakaan yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi (ICT based) baik dalam sistem informasi manajemen (SIM) perpustakaan maupun digital library, maka dapat memberikan kenyamanan kepada anggota perpustakaan juga memberikan kemudahan kepada tenaga pustakawan dan pengelola perpustakaan baik dalam layanan maupun pengolahan dan sekaligus kemudahan untuk menerapkan strategi-strategi pengembangan perpustakaan serta dapat meningkatkan citra dalam memberikan layanannya terhadap pemakai di lingkungannya.
Tujuan penerapan teknologi informasi di perpustakaan adalah memungkinkan ketersediaan informasi yang lebih banyak, lebih berkualitas, lebih cepat, dan akurat disamping mempermudah sistem pelayanan. Pemanfaatan teknologi modern itu diharapkan dapat memperbaiki kinerja perpustakaan dan meningkatkan kepuasan pengguna/pengunjung.
Dengan adanya perkembangan teknologi semuanya akan terasa lebih mudah termasuk dalam penelusuran buku yang dapat menggunakan komputer.
Dengan adanya fasilitas komputer maka akan bisa dikembangkan dengan jaringan internet, sehingga semua kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dibantu penyelesaiannya dengan menggunakan internet. Perpustakaan ini juga menyediakan fasilitas internet untuk pengguna/ pengunjung.
Namun, dalam penggunaan teknologi ini masih terdapat kelemahannya yaitu sistem ini sangat tergantung jaringan internet. Jika jaringan terputus, maka secara otomatis website perpustakaan tidak dapat dibuka sehingga menyulitkan staf yang ingin membukanya. Selain itu penggunaan komputerisasi memungkinkan terjadinya serangan virus komputer yang dapat menghilangkan data-data penting sehingga pengelola perpustakaan harus menyiapkan proteksi anti virus yang harus selalu di update.
Jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perpustakaan on-line ini, silakan kunjungi website perpustakaan ini di : www.labslib.phpnet.us
Daftar Pustaka:
www.labschool-sch.id (website resmi Labschool)
www.labslib.phpnet.us (website resmi Perpustakaan SMP-SMA Labschool Jakarta)

Tags: e-library, perpustakaan sekolah modern, teknologi perpustakaan, observasi perpustakaan

16 Mei 2010

Fenomena 'Pengumuman Kelulusan UN'

Pengumuman ujian nasional tingkat SMA baru saja diselenggarakan pada 26 April 2010 lalu. Faktanya angka lulusan siswa menurun empat persen dari tahun lalu, yakni dari 93,74 persen menjadi 89,88 persen*. Ada apakah sebenarnya dengan ujian nasional kita yang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi para siswa. Mungkin karena ujian nasional dijadikan persyaratan kelulusan bagi siswa sehingga menimbulkan rasa takut sampai menimbulkan stres dalam diri siswa.

Pada tahun ini, siswa yang tidak lulus mendapat kesempatan untuk mengulang ujian, namun hal tersebut masih belum dapat melegakan para siswa yang tidak lulus. Para siswa yang tidak lulus tetap mengalami guncangan yang hebat. Hal ini dikarenakan kurang siapnya mental para siswa dalam menerima kenyataan bahwa ia tidak lulus ujian nasional. Faktor lain yang membuat siswa mengalami keguncangan ialah karena ia merasa malu dengan teman-temannya atau takut dimarahi oleh orang tuanya karena dianggap mencoreng nama keluarga.

Lain lagi dengan para siswa yang lulus ujian nasional, mereka merayakannya dengan corat-coret dimana-mana tau konvoi kendaraan di jalanan yang mengganggu orang lain. Fenomena-fenomena inilah yang selalu dilihat saat pengumuman kelulusan tiba. Ada yang bermuka senang dan ada pula yang muram.

Inilah yang menjadi PR untuk pendidikan kita. Pendidikan kita seharusnya tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual (IQ) siswa saja namun juga harus mengajarkan kecerdasan emosional (EQ) kepada siswanya. sehingga pendidikan kita dapat menghasilkan lulusan yang cerdas, berbudi pekerti, dan berakhlak tinggi selain itu siswa juga menjadi pribadi yang berjiwa besar dan mawas diri dalam menjalani kehidupan.

Dengan begitu diharapkan tidak ada lagi siswa yang stres karena tidak lulus ujian dan ia dapat menerima kenyataan dan tidak berputus asa serta mau bangkit dari kegagalannya. Dan juga tidak ada lagi siswa yang terlalu bersorak-sorai terhadap kelulusannya karena ia seharusnya bermawas diri dan bersyukur dengan apa yang diperolehnya karena mereka masih harus menyiapkan diri lagi untuk menempuh ‘perjalanan’ selanjutnya yang pastinya lebih menantang dibandingkan dengan ujian nasional.

Tipe Guru

Oleh: Isna Hanifah 
Sudah 15 tahun saya berkecimpung dalam dunia pendidikan alias menjadi peserta didik (siswa) dan itu artinya saya sudah bertemu dengan berbagai macam karakter dan jenis guru yang ada (belagu banget ya.. hehe). Diawali sewaktu TK dulu yang notabene gurunya sangat sabar dan ramah kepada semua anaknya sampai-sampai saya menginginkan jika nanti sudah besar, saya ingin menjadi guru. Sewaktu saya SD hingga saat ini (kuliah), guru yang saya temui sudah beraneka ragam jenis dan karakternya, sosok guru bukan lagi selalu orang yang bersikap ramah dan sabar seperti yang saya bayangkan sewaktu TK dulu.
Guru itu kata orang jawa dari kata digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh). Jadi guru adalah sosok yang seharusnya dipercaya dan dapat ditiru. Namun, apakah semua guru dapat dipercaya dan ditiru?
Dalam perjalanan 15 tahun saya ini, saya terinspirasi untuk mengategorikan guru-guru ini dengan beberapa tipe :
1. Guru Friendly
Biasanya guru dengan tipe ini bersikap demokratis, baik hati namun tetap tegas. Kehadirannya selalu dinanti oleh siswanya. Cara mengajarnya selalu menarik para siswa. Jika guru ini berhalangan hadir maka banyak siswa yang merasa kehilangannya. Wajahnya selalu memancarkan aura kebaikan dan selalu menampilkan senyumannya walaupun di luar ia sedang mendapat masalah, tapi ia tetap selalu tersenyum. Jika mengikuti kelasnya, anak murid selalu bersemangat dan termotivasi untuk belajar karena cara mengajarnya yang menarik dan tidak monoton serta diselingi dengan humor yang membuat siswa menjadi senang karena tidak terbebani dalam kegiatan belajar sampai-sampai anak tidak menyadari jika jam pelajaran telah usai. Guru seperti ini mengenal baik siswa-siswanya, walaupun memang terkadang beliau lupa dengan namanya, tapi beliau tak pernah segan untuk menyapa anak muridnya ketika berjumpa di jalan. Guru ini mempunyai nilai lebih di mata anak didiknya. Karismanya terpancar dari penampilannya dan membuat orang lain menghormatinya sebagai guru. Guru ini akan selalu terkenang di hati para muridnya. Apalagi jika muridnya sudah sukses, guru ini yang akan diingat oleh siswanya tersebut, “karena jasanya lah saya bisa sukses seperti ini.”
2. Guru Killer
Entah siapa dulu yang memberikan istilah ini sehingga tercetuslah istilah guru killer. Guru killer di sini bukan berarti guru ini membunuh murid-muridnya sampai kehilangan nyawa karena tidak dapat menjawab pertanyaan atau tidak dapat memahami penjelasan guru tersebut, tapi guru killer di sini adalah guru yang ‘membunuh’ karakter siswanya. Misalnya, jika ada murid yang tidak dapat menjawab pertanyaannya, beliau mengatakan “kamu bodoh sekali, sih. Waktu itu naik kelasnya karena di katrol, ya?” Atau “masa, begini saja tidak bisa! Makanya perhatikan jika guru menjelaskan!” atau “Jangan banyak bertanya, memangnya kamu tidak membaca bukumu di rumah?!” waduh… bagaimana siswa mau memperhatikan penjelasan guru tersebut, melihat mukanya saja anak murid sudah kaku dan tekanan jantung serta susah nafas, tidak rileks sehingga berfikir pun sulit. Beliau selalu mencari kesalahan siswanya dan tidak segan untuk memarahi siswa di depan teman-temanya. Ketidakhadiran guru ini sangat diharapkan. Wajahnya jarang dihiasi senyuman. Matanya dengan tajam menatap anak muridnya. Biasanya guru ini pelit dalam memberikan nilai. Sering memberikan ulangan dadakan dan banyak anak didiknya yang mendapat nilai dibawah standar. Belajar dengan guru ini, rasanya waktu terasa lebih panjang. Sedetik serasa semenit, semenit serasa satu jam. Jika mendengar bel berbunyi, para siswa merasa lega dan bisa menghirup udara bebas lagi. Sama halnya dengan guru friendly, guru ini juga meninggalkan kesan pada setiap muridnya, namun kesan yang ditinggalkan bukanlah kesan yang baik, tapi sebaliknya. (saya selalu heran dengan guru tipe ini, apa dia tidak lelah ya marah-marah terus? Kepada guru-guruku sayang, kembangkanlah senyummu kepada kami, engkau akan terlihat lebih indah jika tersenyum dan menikmati hidup ini yang hanya sekali. J)
3. Guru Unik
Guru tipe ini saya bagi dua lagi, contohnya :
- Guru pendongeng, selain mengajar mata pelajaran yang diampunya beliau selalu menyisipkan “dongeng”. Mulai dari kisah keluarganya, kesehariannya, atau bahkan masalah ekonominya. Mungkin mendongeng diperlukan sesekali, namun tidak seharusnya seluruh jam pelajaran dihabiskan untuk mendongeng, karena siswa menjadi merasa jenuh dan mengantuk.
- Guru “baik hati”, guru baik hati disini dalam arti guru yang tidak menerapkan aturan yang ketat dalam kelasnya. Jadi jika ada anak tidur di kelas, beliau tidak menegurnya. Jika ada anak yang menyontek saat ulangan, ia juga tidak menegurnya, atau anak yang pergi ke kantin saat pelajaran pun ia tidak melarangnya. Guru tipe ini adalah tipe yang “menyenangkan” bagi anak muridnya.
Ya, saya tahu guru juga manusia, punya kekurangan dan kelebihan. Saya sebagai anak dari seorang guru juga memahami bagaimana sulitnya menjadi seorang guru yang mengemban beban yang berat, karena ia mempunyai tanggung jawab atas sukses tidaknya seorang murid. Bukan hal yang mudah untuk mendidik anak manusia menjadi cerdas dan bermoral.
Beberapa tips dari saya untuk menghadapi guru Killer:
1. Berfikir positif
Behentilah befikiran negatif dengannya, karena berfikiran negatif hanya membuat kita lelah dan justru tidak dapat mengembangkan karakter kita. Nikmati saja saat-saat bersamanya. Cobalah untuk mengerti bahwa di dunia ini tidak ada guru yang sempurna, ia juga manusia yang mempunyai kekurangan seperti diri kita. Jangan membencinya karena bagaimana pun beliau tetap guru kita, mungkin dengan cara seperti itu kita jadi terdorong untuk belajar dengan keras.
2. Menyukai pelajarannya
Mungkin dalam hati kalian, bagaimana saya bisa menyukai pelajarannya, wong melihat gurunya saja sudah tekanan jantung. Jangan berfikiran seperti itu dulu, kamu bisa mencari tahu tentang pelajaran tersebut di internet, mengapa saya harus belajar ini? Apa keuntungan yang dapat saya ambil dari belajar ini? Dengan kamu tahu tujuan kamu belajar mata pelajaran tersebut, kamu akan lebih menyukai pelajarannya dan tidak memandang siapa pun yang mengajar pelajaran tersebut.
3. Bersiaplah
Cobalah untuk mempersiapkan diri di rumah mengenai pelajarannya, ini bisa membantumu membuktikan bahwa kamu bisa, jadi kamu tidak terlihat bodoh dihadapannya.
4. Tetap bersikap sopan dan santun
Tetaplah bersikap sopan dan santun karena bagaimana pun juga beliau adalah orang tua kita di sekolah, sehingga kita harus tetap menghormatinya. Walaupun beliau pernah menyakiti hati kita, namun kita tidak boleh membalas dengan perbuatan kasar. Jika kita diperlakukan dengan tidak adil dengan beliau, ingatlah jika Tuhan itu Maha Adil, biarlah itu urusan guru itu dengan-Nya, selama kita benar kenapa harus takut dihukum atau dimarahi? Siapa tahu dengan kamu bersikap sopan dan satun kamu dapat mengambil hatinya yang kaku. Jangan lupa untuk selalu mendoakan guru tersebut agar dibukakan hatinya.
Sekali lagi, guru juga manusia. Sekejam-kejamnya guru tersebut, beliau juga mempunyai hati nurani dan apa yang dilakukannya justru untuk menggembleng kita agar disiplin. Bayangkan di dunia ini tidak ada guru killer, mungkin kita menjadi manusia yang tidak tahu diri dan menganggap remeh guru. Selama kekejamannya itu masih dalam batas wajar dan tidak main fisik, itu masih bisa dimaafkan.

Foto bersama siswa-siswa ku :p