Tampilkan postingan dengan label PKBM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PKBM. Tampilkan semua postingan

09 Maret 2014

Menjelajah Museum Bank Indonesia & Museum Wayang Kota Tua Jakarta MeStudy Tour Alfa Husna (Part 2)

Sabtu, 8 Maret 2014 lalu, PKBM Alfa Husna kembali mengadakan study tour untuk anak-anak Paket A, Paket B, dan Paket C. Pada awalnya kami berencana untuk pergi ke Planetarium Jakarta, namun dikarenakan tidak kebagian tiket pertunjukkan yang siang, kami memutuskan untuk mengganti tujuan, yaitu ke KOTA TUA! Yay!
 Di Kota Tua Jakarta, ada banyak tempat bersejarah untuk dikunjungi, disana ada Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Mandiri, Museum Keramik, dan  Museum Fatahilah. Namun karena waktu kami terbatas, kami hanya sempat mengunjungi Museum Bank Indonesia dan Museum Wayang. Ini dia ceritanya…
Sekitar pukul 11.30, bus kami sampai di Kota Tua. Setelah sampai sana, kami langsung bergegas menuju Museum Bank Indonesia yang letaknya dekat dengan stasiun Kota dan Museum Mandiri. 
Museum Bank Indonesia
Sumber Foto: butuzone.com
Ketika memasuki museum, terlihat arsitektur bangunan tua yang khas, namun fasilitas di museum ini sangat baik. Sebelum masuk museum ini, ada pemeriksaan barang bawaan pengunjung dan pengunjung wajib menitipkan barangnya di tempat penitipan barang. Setelah melewati tahapan-tahapan itu, rombongan kami siap memasuki museum lebih dalam. Kondisi museum masih baru dan full AC, sehingga sangat nyaman untuk melihat-lihat koleksi museum.  Dan yang lebih menyenangkan lagi adalah, dengan fasilitas yang sedemikian baiknya ini, pengunjung tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. $_$

Mari kita telisik lebih lanjut mengenai museum BI ini. Menurut yang dikutip oleh indonesiaexplorer.net, awal mulanya bangunan objek wisata Museum Bank Indonesia adalah sebuah rumah sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, hingga pada sekitar tahun 1828, bangunan tersebut di ubah fungsinya menjadi tempat penyimpanan uang atau Bank dengan nama De Javashe Bank. Selama satu abad berlangsung, tepatnya pada tahun 1953 setelah 9 tahun kemerdekaan republic Indonesia, bangunan DJB di tetapkan sebagai Bank Sentral Indonesia atau yang lebih dikenal sebagai Bank Indonesia. Selang 9 tahun kemudian yaitu pada tahun 1962, pemerintah Indonesia kemudian memindahkan Bank Indonesia tersebut ke lokasi baru dan lebih strategis, sehingga tempat BI yang dahulu mejadi kosong tanpa di gunakan untuk keperluaan yang penting. Akhirnya pada tahun 2006 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah meresmikan bangunan kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia yang dapat di akses secara mudah oleh masyarakat umum.
Koleksi Museum Bank Indonesia

Metamorfosa Logo BI
Sumber Foto: kotatuaku.com

Di Museum Bank Indonesia ini kita bisa melihat sejarah uang di Indonesia juga.  Mulai dari sistem barter dengan menggunakan rempah-rempah hingga sistem uang zaman dulu yang masih berukuran lumayan besar dan bertuliskan 'kupon'.
Disana juga komputer kecil yang didalamnya kita bisa menonton video mengenai percetakkan uang. Menarik sekali.

Kami pun memasuki ruangan lain, yaitu ruang emas moneter. Disini seperti kita memasuki sebuah ruangan misterius dan menemukan bongkahan emas berkilau. Seperti di film-film. Hahaha.
Serasa menemukan harta karun emas :D

Kilaunya emas sangat terlihat di ruangan ini, sehingga kami menyempatkan
untuk berfoto sebentar.. hehehe


Namun, ini hanya replika dari koleksi emas Bank Indonesia saja, walaupun bukan emas asli, namun tampilan dan beratnya juga disamakan dengan emas asli dengan kadar emas 99.99%. Pengunjung juga bisa merasakan langsung memegang sebatang emas ya beratnya 13,5 Kg. Kalau kata Mas Tora itu sebatang emas kalo dijual bisa buat beli rumah gede. Hahaha.

Selain itu, di museum ini juga ada banyak koleksi uang dari mancanegara. Lengkap kalau ingin belajar tentang sejarah bank Indonesia dan uang Indonesia itu sendiri di museum ini. Karena sejauh mata memandang uang, uang, uang dan uang. Jangan heran kalau habis berkunjung dari museum ini mata pengunjung jadi mata duitan semua. Hahaha! Mr. Krab pasti suka sekali ke museum ini. $_$
Uang zaman dahulu

Melihat koleksi uang koin dengan menggunakan kaca pembesar

Koleksi uang zaman dahulu

Meitry dengan Koleksi uang mancanegara

Setelah kami puas berkeliling museum ini, kami beristirahat dan sholat di masjid museum ini. Masjidnya pun cukup besar dan nyaman. Benar-benar puas.


Rombongan PKBM Alfa Husna

Setelah shalat dan istirahat sebentar, kami menyempatkan untuk foto bersama sebelum melanjutkan perjalanan ke Museum Wayang.

Dari Museum Bank Indonesia, kami berjalan kaki menuju museum Wayang.
Museum Wayang
Sumber: wisata.kompasiana.com
Sekitar 8 menit berjalan kaki, kami sampai di Museum Wayang. Untuk memasuki museum ini, pengunjung dikenakan biaya Rp5.000/ orang, namun dikarenakan kami pelajar maka dikenakan tarif pelajar Rp 2.000/orang. Cukup hemat kan?

Di museum ini memang tidak sesejuk di museum Bank Indonesia, namun koleksi disini tak kalah menarik. Di museum wayang terdapat berbagai jenis wayang Indonesia yang sangat terkenal. Ada wayang kulit, wayang golek, dan boneka Indonesia seperti boneka si Unyil dan ondel-ondel.
Uniknya, saya baru lihat kalau ondel-ondel itu tidak hanya dari Betawi saja, tapi ada ondel-ondel Batak juga lho. Hihihi.
Selain itu, disini juga banyak boneka-boneka dari luar negeri, yang menurut saya ada beberapa yang tidak lucu, tapi malah seram. Hiiii….
Foto sama Boneka Cantik dari Rusia
Foto: Koleksi Pribadi

 
Boneka asal Jerman.
Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Setelah berputar-putar melihat koleksi boneka dan wayang di museum ini, kami bersiap melanjutkan perjalanan ke museum Fatahilah, namun sayangnya museum ini sudah tutup karena sudah sore.
Tapi, berkunjung ke 2 museum sudah membuat kami cukup lelah namun sangat puas. Karena itu, kami kembali ke rumah dengan hati senang.

Lain kali, semoga kami bisa berkunjung ke museum-museum lain, karena hanya di museum kita bisa mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai sejarah dan budaya negeri kita tercinta ini.

Ayo ke museum!

29 Agustus 2012

Sekolah Kesetaraan (PKBM), Apa itu?

Sekolah kesetaraan atau istilah saat ini nya yaitu PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang merupakan tempat belajar seperti sekolah namun dalam jalur non formal.

Pernah mendengar homeschooling? Paket A? Paket B? Paket C? Nah! itu semua termasuk sekolah kesetaraan. Sekolah non formal ini akan menghasilkan lulusan-lulusan yang disetarakan dengan lulusan-lulusan sekolah formal (SD, SMP, SMA/SMK). Jadi para anak yang putus sekolah dari jalur formal tadi dapat bersekolah di PKBM. Ujian Nasional Paket Kesetaraan akan memberikan ijazah Paket A (Setara SD), Paket B (Setara SMP), Paket C (Setara SMA).

INI JUGA MERUPAKAN SOLUSI ORANG TUA YANG KHAWATIR DENGAN ANAKNYA YANG TIDAK MAU SEKOLAH/BERHENTI DARI SEKOLAH FORMAL.

Jadi, bagi orang tua jangan lagi khawatir anaknya tidak dapat melanjutkan sekolah, karena tak pernah ada kata terlambat untuk mengenyam pendidikan.

Apa bedanya dengan sekolah formal?

Secara umum sih, beda sekolah formal dan PKBM terletak di hari belajarnya. Kalau sekolah formal sekolah Setiap Hari, kalau di PKBM hari belajarnya hanya 3 hari seminggu. Jam belajarnya juga ada yang pagi, siang, bahkan malam hari. Tergantung kebijakan PKBMnya.

Namanya juga sekolah nonformal, semuanya serba nonformal, mulai dari sistem pembelajarannya yang lebih fleksibel, seragamnya, dan peraturan yang relatif tidak terlalu ketat seperti sekolah formal. Tapi itu juga tergantung kebijakan PKBM, setiap PKBM memiliki peraturan sendiri.

Apa kelebihan dari sekolah non formal ini?
✓ Tidak butuh seragam (Tapi ada juga yang mewajibkan pakai seragam)
✓ Pembelajaran fleksibel (Ada yang siang, ada yang malam)
✓ Bisa membagi waktu untuk sekolah dan kerja (misal: harus membantu orang tua untuk bekerja)
✓ Biaya relatif terjangkau
✓ Peraturan tidak terlalu ketat
✓ Waktu belajar tidak setiap hari
✓ Bisa cepat mendapat ijazah (tanpa harus menunggu lama seperti di sekolah formal, apabila usia sudah cukup untuk lulus)
✓ Ijazah bisa melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya ke jalur formal
✓ Ijazah bisa digunakan untuk melamar pekerjaan yang lebih baik
✓ Bisa melanjutkan pendidikan tanpa ada batas usia

Dimana PKBM itu?
Saat ini PKBM ada banyak, carilah informasi PKBM terdekat, ada PKBM Negeri ada PKBM swasta, namun perbedaannya tidak terlalu signifikan.


Ada rekomendasi?
Ada, saya sendiri tutor (sebutan untuk guru PKBM) di sebuah PKBM di Jakarta. Silakan kunjungi blognya >> PKBM Alfa Husna Jagakarsa Jakarta Selatan

29 Juli 2012

Bersama Murid-Murid






Setelah ujian paket C kemarin, sempet foto-foto dulu dengan murid2.. ^_^

Selamat dan Sukses untuk murid2 PKBM Alfa Husna :)

09 Juli 2012

Tips menghadapi anak ‘nakal’ dan ‘bandel’

Mengajar di sekolah nonformal atau di PKBM merupakan sebuah anugrah buat saya. Karena dengan mengajar disini, saya bisa mengenal lebih banyak siswa istimewa. Istimewa bagaimana? Mereka datang dari berbagai macam latarbelakang, dan mayoritas adalah anak-anak putus sekolah dengan alasan yang beragam. Ada yang karena dikeluarkan dari sekolah, ada yang karena mogok sekolah, atau ada juga yang merupakan pilihan hidupnya (tidak memilih jalur sekolah formal). Tak jarang saya menemukan anak yang smoker addicted, alcoholic, atau jagoan tawuran.
Memang pada awalnya saya agak kaget dan lumayan pusing menghadapi siswa-siswa ekstrim ini. Tapi, lama kelamaan, setelah saya mendekati mereka lebih dekat dan bicara dari hati ke hati, saya jadi bisa memahami mereka. Ternyata mereka mempunyai alasan mengapa seperti itu. Dan mereka pun masih mempunyai keinginan untuk memperbaiki diri demi masa depan mereka. Itulah yang membuat saya kagum dan senang mengajar disini. Tempat yang memberi saya banyak pelajaran hidup yang belum tentu bisa saya temukan di sekolah formal.
Berikut ini ada tips menghadapi siswa yang ekstrim tersebut yang saya ambil dari blog Guru Kreatif. Semoga bermanfaat untuk para pendidik PKBM khususnya yang lebih banyak menghadapi siswa-siswa seperti ini.
Kalau saja guru tahu latar belakang masalah perilaku muridnya, maka ia akan merasa iba dan kasihan
Tips menghadapi anak ‘nakal’ dan ‘bandel’
Saya pribadi tidak setuju dengan judul diatas karena cap atau label nakal mudah sekali diberikan guru jika ia merasa tidak sanggup mengendalikan perilaku siswanya. Siswa yang nakal kebanyakan akan menanggung cap tersebut selama tahun-tahun ia berada di sekolah yang sama. Jika seorang anak mendapat cap nakal di tahun pertama ia bersekolah maka lazimnya cap itu akan melekat terus.
Uniknya ukuran nakal tiap guru berbeda-beda. Bagi seorang guru yang mengajar di sekolah yang berbasiskan agama maka semua anak ‘jalanan’ atau yang hidupnya di jalan akan dikatakan sebagai anak nakal. Tidak heran karena di sekolah tsb segala perkataan anak dijaga dan diperhatikan. Anak tidak boleh berkata kasar dan sebagainya. Sedangkan untuk anak yang hidup di jalan, bahasa sehari-hari mereka memang kata-kata yang menurut kita ‘kasar’ dan tidak pada tempatnya.
Dengan demikian mari sebagai pendidik mulai untuk mengurangi memberi cap negatif. Karena cap negatif sangat relatif dan punya standar dan ukuranberbeda.Hal yang bisa guru lakukan adalah mendekonstruksi kembali cap anak nakal.
Menurut saya tidak ada yang namanya anak nakal, yang ada adalah;
  • anak yang kurang kasih sayang orang tua. Ia berulah negatif di kelas karena ia perlu perhatian. Bagi anak seperti ini, teriakan marah guru seperti ‘belaian’ dikupingnya karena dirumah ia bahkan jarang ada yang memperhatikan
  • anak yang terkena bully dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam
  • anak yang kedua orang tuanya mengalami masalah perkawinan. Baginya kehidupan sudah tidak nyaman lagi. Kedua orang tua yang seharusnya melindungi sedang berkonflik hal ini yang menjadikannya tidak fokus saat di kelas dan menjadikannya biang onar di kelas.
Daftar diatas bisa bertambah lagi dengan sederet hal lain yang bisa dipandang sebagai penyebab dari ‘kenakalan seorang’ anak.
Jika di kelas anda ada anak yang berkategori nakal ini saran saya;
  • stop ucapkan atau hentikan cap nakal pada anak tersebut. Katakan “saya pikir yang orang lain katakan tentang kamu itu tidak benar, menurut saya kamu lebih baik dari yang orang bilang” dengan demikian anak tersebut merasa ada orang yang masih percaya padanya.
  • cari terus info lengkap mengenai tara belakang keluarga atau info apapun demi membuat anda jadi lebih pengertian dan sabar dalam menghadapi perilakunya
  • tetap bersabar dan berdoa untuk anak tersebut. Ucapkan nama anak tersebut dalam doa ketika anda selesai beribadah, maka saat menghadapi ulahnya saya yakin guru akan dikaruniai kesabaran.
  • Beri ia kepercayaan. Mulai dari yang kecil, biarkan ia membawakan barang-barang anda ke ruang guru sampai jadikan ia pemimpin dalam suatu kesempatan di kelas.
  • Tangkap basah saat ia berbuat baik, puji ia saat itu juga, atau dengan tulisan dengan secarik kertas.
  • Saat menegur katakan “minggu ini kamu sudah banyak kemajuan, kenapa sekarang kok berulah yang negatif lagi?’
  • Katakan “saya bangga kamu bisa berubah’ bukan “saya senang kamu bisa berubah’. Jika anda katakan senang maka ia akan berubah demi menyenangkan anda sebagai gurunya. Sementara perasaan bangga dari guru murni terjadi karena guru bangga akan sikap yang muridnya perbuat.
  • Katakan “saya percaya kamu pasti bisa memilih hal yang paling baik untuk diri mu sendiri dan bisa berubah’.
Menghentikan sikap anak yang negatif hanya bisa dimulai dengan strategi dengan menggunakan pendekatan hati.
Jika setahun bersama anda ia belum juga berubah percayalah di tahun berikutnya ia akan berubah, jika belum berubah juga percayalah bahwa ia akan ingat ada satu guru yaitu anda yang selalu percaya padanya.
Source: 
http://gurukreatif.wordpress.com/2013/05/17/tips-menghadapi-anak-nakal-dan-bandel/

15 Juni 2012

Training of Tutor Paket B and Paket C in South Jakarta


Public Learning Center or “Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) “ Alfa Husna received an invitation to participate in an event:  "Tutor Training ‘Paket B’ and ‘Paket C’ in South Jakarta" from ‘Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Selatan’ at Graha Insan Cita Depok on 2-3 May 2012.The event was attended by tutors from 50 PKBM  in South Jakarta.

The theme of this event is:
“Increased Competency of PKBM Tutors’ South Jakarta: Competency Pedagogy/Andragogy, Personality, Social and Professional.”

In the opening program was explains the existence of 12- year compulsory education program that will apply in Jakarta on 2013. It is mean that all the citizens of Jakarta compulsory education at least high school level. For citizen who have not completed high school education up to the level required to continue in PKBM. That is why the tutors have to increase competence even be equivalent to the competence of teachers in formal schools.

In this event, the tutors were grouped according to their respective fields of study. Group of The tutors ‘ Paket B’  are Bahasa Indonesia, English, Social, Science and Mathematics and the tutor Paket C are study package Citizenship Education, Geography, Sociology, and Economics. The group assigned to discuss the matter together.

This event was closed on Thursday, May 3rd 2012 at 3pm.










Author: Isna Hanifah, S.Pd (Tutor of PKBM Alfa Husna)
Source of Photo: Sudin Dikmen Jakarta Selatan's Collections

15 Desember 2011

PENGALAMAN PERTAMA MENGAJAR ANAK-ANAK KESETARAAN

Selasa, 6 Desember 2011

Siang ini tiba-tiba aku mendapat tawaran mengajar di PKBM lewat telepon. Aku mendapat kabar itu melalui telepon dari sahabatku. Awalnya dia yang mendapat tawaran itu, namun karena dia tidak memiliki waktu, ia memberikan tawaran itu padaku. Aku tanpa pikir panjang langsung menyanggupi, tapi aku ingin melihat-lihat dulu situasi disana sebelumnya. Satu jam kemudian, aku bertemu dengan kepala PKBM itu, kami berjanji bertemu disuatu tempat dan pergi ke tempat PKBM itu bersama. Sepanjang perjalanan kesana, aku baru berfikir. Mengajar anak-anak PKBM tentu tidak sama dengan mengajar di sekolah-sekolah pada umumnya. 

Sebelumnya, apa kau tau apa itu PKBM kawan? PKBM adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Kalau masih belum ada bayangan juga, itu adalah tempat belajar untuk anak-anak kurang mampu, orang awam mengenalnya dengan pendidikan kesetaraan seperti Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA), tahu kan jika murid kesetaraan muridnya seperti apa kawan? Hmm.. ya benar.. anak-anak putus sekolah atau orang dewasa yang tak punya ijazah pendidikan formal, beragam sekali bukan? Aku sendiri sebenarnya tak terlalu asing dengan kata PKBM karena waktu magang kuliah dulu, aku mendapat tempat di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta bagian PNFI atau Pendidikan Nonformal dan Informal yang mengurusi atau mendata proposal PKBM seluruh DKI Jakarta yang mendapat bantuan dana dari pemerintah. Lanjut ke cerita awal ya, dulu memang pernah terfikir olehku bagaimana nasib dari guru (yang disebut tutor) yang mengajar di PKBM, aku lihat honornya sangat sedikit, namun aku berfikir lagi artinya, orang tersebut bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar di PKBM dengan ikhlas tanpa dibayar mahal. Nah, sekarang… posisiku mendapat tawaran itu. ah… aku tak pernah sama sekali membayangkan jika ternyata aku yang menjadi tutornya. Dengan mengucap bismillah, aku mencobanya. Mungkin kau mendengarnya terlalu berlebihan ya? Tapi untuk pengalaman pertama bagiku, mengajar di tempat seperti itu benar-benar membuatku HarapHarapCemas tapi penasaran. Aku penasaran dengan tempatnya. Sebelum aku mengiyakan benar-benar apakah aku bersedia mengajar di PKBM, aku ingin melihat situasinya dulu.

Sesampainya di lokasi (PKBM)

PKBM ini bertempat disuatu bangunan SD. Jadi paginya dipakai untuk anak-anak SD siangnya dipakai belajar anak-anak PKBM. Aku diberikan penjelasan sedikit mengenai PKBM ini oleh kepala PKBM. Jadi anak-anak yang bersekolah di sini tidak dipungut biaya sama sekali. Gratis. Dana-dana untuk menghidupi PKBM ini didapat dari para donatur. Jadi tutor yang mengajar disitu tidak diberikan gaji, hanya diberikan uang transport saja. Aku mengerti, dan aku mengiyakan. Pasti maksud bapak itu, jika aku bekerja disini, aku janganlah berharap akan mendapat gaji. Aku paham itu. Aku bertanya, disini ada berapakah tutornya? Lalu bapak itu menjawab sedikit ragu. Beliau menjelaskan sebenarnya disini ada 4 orang tutor, namun sedang sibuk semua, ada yang sibuk bekerja di tempat lain, ada pula yang sibuk melanjutkan kuliah S1, tinggal beliau sendiri, beliau pun dihari kerja katanya juga sibuk bekerja di sudin PNFI Jakarta selatan. Jadi, ia membutuhkan tutor di hari kerja untuk membantunya mengajar di PKBM, karena kalau tidak ada tutornya maka kasihan anak-anak yang sudah datang tidak jadi belajar. dan aku pun menggangguk paham sekali lagi.

Tiba-tiba bapak itu bertanya, sebelumnya ibu pernah mengajar apa? Aku agak bingung menjawabnya. Aku bilang dulu aku pernah mengajar komputer waktu praktek mengajar di sekolah. Sekarang gentian bapaknya yang bingung. Hahaha (di PKBM kan ga ada pelajaran komputer guys!) akhirnya beliau memberikan alternatif pelajaran lainnya. “Kalau mengajar IPA tingkat SMP bisa ya?” tanpa pikir panjang aku mengiyakannya.

Bapak itu mengeluarkan modul IPA tingkat SMP, dan membukanya. “Kemarin sudah diajarkan Bab 1, sekarang ibu lanjutkan Bab 2 saja, tentang Suhu.” WHAAAT? Aku langsung disuruh masuk kelas? Bapak itu langsung menyuruh anak-anak yang ternyata sudah menunggu cukup lama untuk memulai belajar. aku sedikit panik karena harus mengajar MENDADAK! Biasanya, aku jika mengajar memerlukan persiapan sebelumnya, mengenai bahan ajar, merencanakan pembelajaran, dan segala-galanya seperti di teori pembelajaran yang aku pelajari semasa kuliah. Namun, ternyata saat ini aku harus mendadak masuk kelas! Aku harus mengajar apa ini kawan? Tuhan, bantu aku.

Bukan apa-apa, aku malu lha nanti kalo ditengah pelajaran aku mati gaya. Ga tau mau bahas apa! Ga tau mau ngajar apa, dan mau ngasih tugas apa! Sudah banyak sekali pikiran-pikiran aneh dikepalaku, tapi aku memantapkan hati dan GO!!

Dan pelajaran pun dimulai..........
Sebelum memulai pelajaran aku memulai perkenalan terlebih dahulu, setelah aku memperkenalkan diri, aku meminta anak-anak memperkenalkan diri mereka satu persatu beserta alamat rumahnya.
Aku: “Nama kamu siapa?”
Anak : “Nama saya Rudi” (bukan nama sebenarnya)
Aku : "rumah kamu dimana?"
Anak : “dimana ya? Disrengseng sawah kali.. ga tau bu..”
Aku dalam hati: Hah? Ga tau rumahnya dimana?
Lalu aku mendengar teman sampingnya berbicara, “kita ga punya rumah ya?”
Aku dalam hati: Astaga.. aku lupa! Kondisi anak-anak disini kan beragam.. aku akui kali ini aku salah lain kali aku harus lebih berhati-hati jika bertanya!

Lanjut aku memasuki pelajaran IPA tentang Suhu,
Hah? Suhu.. ya aku sedikit paham tentang suhu, tapi aku tak bisa memberikan tugas apa-apa jika seperti ini.

Hm.. kita lompat saja cari bab yang aku lebih paham!
Aku masuk pelajaran satuan dan besaran!
Aku memberi tugas kepada mereka “mengukur”
Aku bilang, kalian harus mengukur 10 benda apa saja, ukur panjang dan lebarnya!
Benda apa saja boleh, sekolah juga boleh ahaha *maksud becanda*
Eh ada yang nyeletuk.. “ngukur bu guru boleh ga?” 
HA? -_-

Pelajaran pun selesai
Aku bingung,, benar-benar bingung di pertemuan pertama.
Ah.. aku pun sudah diperbolehkan pulang sebelum mereka pulang.
Pengalaman pertama bener-bener mengesankan!
Aku masih harus banyak beradaptasi dengan tempat mengajar ku yang baru ini guys!

Pelajaran yang tak terjadwal, dan semua-semuanya yang sangat jauh dengan pendidikan formal pada umumnya. Ini lah yang disebut PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH!

Yang dulu-dulu aku selalu bingung maksudnya apa pendidikan di luar sekolah ini... ha ha ha

Semoga ini menjadi awal dari perjalananku di dunia pendidikan! Amin...