05 Desember 2011

Membangun Jiwa Kewirausahaan


2.1 Kepribadian Entrepreneur

Secara umum dapat dikatakan, bahwa manusia wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun, manusia wirausaha mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Manusia wirausaha tidak suka bergantung dengan pihak lain di alam sekitarnya. Dalam setiap usaha memajukan kehidupan diri serta keluarga, manusia wirausaha tidak suka hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah ataupun pihak lainnya di dalam masyarat.

Persoalan maju dan tidaknya kehidupan manusia, tergantung pada manusianya sendiri. Ia berusaha memperlengkapi diri dengan jiwa besar ataukah dengan jiwa kerdilnya. Berikut ini akan dibahas mengenai 3 kepribadian wirausaha [1].

1. Bermoral yang tinggi

Orang yang bermoral yang tinggi adalah orang yang memiliki sifat:

ü Taqwa terhadap Tuhan YME

Manusia wirausaha memiliki moral yang tinggi. Manusia yang bermoral tinggi bertaqwa kepada Tuhan YME. Manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan YME ialah manusia yang manusia yang bertanggung jawab kepada Tuhannya. Salah satu tanggung jawab manusia adalah dengan menyadari, mengingat dan bersyukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah memberikan anugerah dan kasih sayang-Nya.

ü Kemerdekaan Batin

Orang yang memiliki batin yang merdeka, tidak mengalami banyak gangguan, kekhawatiran serta tekanan-tekanan di dalam jiwanya. Dengan adanya kemerdekaan batin ini, maka tumbuhlah keberanian seseorang untuk berbuat dan berusaha untuk maju.

ü Keutamaan (prioritas)

Manusia yang bermoral tinggi mementingkan keutamaan. Dalam proses kehidupan pribadi, dalam diri seseorang terdapat dua alternatif kemauan. Keutamaan pribadi yang kuat memecahkan berbagai permasalahan hidup untuk menuju ke arah kesempurnaan.

ü Rasa Kasih Sayang terhadap Sesama Manusia

Manusia yang bermoral tinggi memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama manusia. Manusia tidak hidup sendirian. Ia senantiasa harus hidup bersama orang lain. Orang yang berjiwa kasih sayang suka mempertimbangkan kebutuhan dan kemauan orang lain yang berbeda-beda. Kasih sayang terhadap sesama manusia dapat diwujudkan dengan perbuatan tingkah laku yang tidak menjerumuskan orang lain ke lembah penderitaan yang menyengsarakan.

ü Loyalitas terhadap Hukum

Kita hidup tidak akan terlepas dari pada hukum. Hukum itu sendiri adalah jalan hidup. Kita harus selalu sadar terhadap hukum, baik itu hukum alam, hukum adat, hukum perdata, hukum pidana, dan hukum lain agar kita tidak mengalami penderitaan akibat melanggar hukum yang berlaku,

ü Keadilan

Manusia yang bermoral tinggi memiliki sifat keadilan. Kita hidup dan bekerjasama dengan orang lain. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dengan bersikap adil, maka tidak akan ada yang merasa teraniaya.

2. Bersikap Mental Wirausaha

Selain itu, seorang wirausaha juga harus memiliki kepribadian yang kuat. Kepribadian mental yang harus dimiliki seorang wirausaha diantaranya:

1) Berkemauan Keras

Manusia yang bermental entrepreneur mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Setiap orang yang mempunyai tujuan dan kebutuhan tertentu dalam hidupnya. Ada pepatah mengatakan “bila ada kemauan pasti ada jalan”. Maka untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan harus memiliki kemauan keras untuk mencapai tujuan hidup.

2) Keyakinan Kuat atas Kekuatan Pribadi

Disamping berkemauan keras, manusia yang berjiwa entrepreneur memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya. Keyakinan akan memberikan harapan, kegairahan, serta semangat juang untuk bekerja atau berbuat kea rah yang tercapainya tujuan-tujuan dalam hidup kita.

3) Kejujuran dan Tanggung Jawab

Manusia yang berjiwa entrepreneur memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam berwirausaha adalah adanya kepercayaan dari orang lain terhadap dirinya. Agar seseorang memperoleh kepercayaan dan simpati dari orang lain dalam berusaha, maka ia harus memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab.

4) Memiliki Ketahanan Fisik dan Mental

Manusia yang berjiwa entrepreneur memiliki ketahanan fisik dan mental. Sering kita mendengar adanya manusia-manusia yang mudah menyerah terhadap tantangan dan permasalahan hidup. Mereka tidak mau maju dan bahkan gagal sebelum memulai. Untuk itu kita harus memiliki semangat dan tahan uji dari setiap tantangan dan penderitaan, baik lahir maupun batin untuk mencapai prestasi yang ingin dicapai.

5) Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras

Manusia entrepreneur memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha. Kemajuan dan kesuksesan hidup tidak dapat datang dengan semdirinya. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha dan kerja keras.

6) Pemikiran yang Konstruktif dan Kreatif

Manusia yang bersikap mental wirausaha memiliki pikiran yang konstruktif dan kreatif. Pemikiran yang konstruktif adalah membawa perbaikan terhadap setiap permasalahan hidup. Apabila kita membiarkan diri untuk berpikiran sempit dan berpikir secara picik maka kita akan lambat maju, cenderung statis dan bahkan semakin miskin, baik miskin jasmaniah maupun miskin rohaniah. Sebaliknya, manusia yang bersikap mental wirausaha lebih suka menggunakan pikiran secara konstruktif dan kreatif.

Pemikiran orang wirausaha senantiasa membawa perbaikan/ pembaharuan/inovasi serta dapat menjawab setiap tantangan zaman.

3. Peka terhadap Arti Lingkungan

Wirausaha harus dapat mengenal lingkungannya. Dengan pengenalan terhadap lingkungan, memungkinkan manusia dapat mendayagunakan secara efisien untuk kepentingan hidupnya. Manusia wirausaha adalah manusia yang peka/sensitif terhadap arti lingkungan terhadap hidupnya. Dengan mengenal arti lingkungan hidup, ciri-ciri serta manfaatnya, maka kita diharapkan akan memiliki kepekaan terhadap arti lingkungan itu. Dengan memiliki kepekaan arti lingkungannya, maka wirausaha akan lebih berhasil di dalam menyusun strategi serta bentuk usaha, atau barangkali pelayanannya bagi orang-orang lain yang meng-harapkan bantuannya.

Agar manusia memiliki kepekaan lingkungan, maka ia harus belajar untuk mensyukuri segala apa yang ia peroleh dan miliki. Segala apa yang dicapai adalah berkat anugerah Ilahi. Oleh karena itu kita harus tahu mensyukuri diri, mensyukuri sang waktu, tempat dan lingkungan kita. Dengan bersyukur, maka kita akan lebih waspada terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri dan lebih dari itu kita akan mampu mengenal arti dan makna dari lingkungan kita.

Manusia wirausaha memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui potensi serta sumber-sumber ekonomi lingkungan setempat. Wirausaha mempunyai keinginan besar untuk menggali dan mengolah sumber-sumber ekonomi lingkungan secara produktif. Setiap sumber ekonomi, baik itu berupa tanah, tenaga kerja, flora, fauna dan barang yang bernilai ekonomis akan sedapat mungkin mau diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan barang-barang konsumsi secara kontinyu dan mengalami peningkatan hasil.

Manusia wirausaha juga pandai menghargai dan memanfaatkan waktu. Waktu merupakan modal berharga bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat menyewa, mengontrakm atau membeli waktu yang banyak menurut keinginannya. Waktu juga tidak bisa ditawar. Para pekerja, terlebih-lebih mereka yang bekerja konseptual atau intelektual lebih banyak membutuhkan waktu daripada mereka yang bekerja manual/otot. Waktu merupakan sumberdaya yang terbatas dan jikalau tidak dikelola dengan baik akan merugikan usaha manusia untuk sukses. Oleh karena itu manusia wirausaha harus pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.

2.2 Teknik Membangun Kepribadian Entrepreneur

Hal-hal yang diperlukan untuk menumbuhkan kepribadian entrepreneur dalam diri adalah :

ü Mengenali diri sendiri

Kita harus mengenali diri kita mengenai kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kita. Tuhan menciptakan manusia dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan diberikan untuk mengatasi kelemahan dalam diri.

ü Percaya pada diri sendiri

Kita harus percaya kepada diri sendiri bahwa kita memiliki potensi tersendiri yang tidak kurang kuatnya dengan apa yang dimiliki orang lain.

ü Mengetahui tujuan dan kebutuhan diri

Kita harus mengetahui dengan jelas terhadap tujuan-tujuan serta kebutuhan kita, dimana kita dapat mendapatkannya, bagaimana cara-cara untuk mencapainya, serta kapan target waktu untuk mencapainya.

ü Mendidik diri sendiri sehingga memiliki moral yang tinggi

Dengan perkataan lain, kita hendaknya belajar untuk memperoleh kemerdakaan batin; belajar untuk mementingkan keutamaan; mematuhi hukum yang berlaku dan belajar berlaku adil kepada sesama manusia.

ü Melatih disiplin diri sendiri (“Self-descplinne”)

Melatih disiplin diri dilakukan dengan: 1) membatasi keinginan kita, 2) melatih daya kemauan kita agar menjadi lebih kuat, 3) Berorientasi kepada tujuan dan kebutuhan hidup.

ü Menjaga kesehatan jasmani dan rohani

Kesehatan merupakan modal penting untuk hidup. Jika mempunyai kesehatan maka kita dapat melakukan aktivitas kita dengan baik. sebaliknya jika kita terserang penyakit maka hal ini akan menjadi beban dan mengganggu kelancaran usaha kita. Menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan menjaga pola makan dan olah raga secara teratur.

ü Melatih kesabaran

Kesabaran diperlukan untuk menghadapi orang banyak yang beraneka ragam, baik perangai maupun kebutuhannya. Jika kita tidak sabar dalam menghadapi orang banyak, maka simpati dan kepercayaan orang lain kepada kita akan berkurang. Untuk melatih kesabaran kita dapat ditempuh dengan: mendekatkan diri kepada Tuhan, memahami bahwa orang lain juga memiliki kepentingan, kebutuhan dan permasalahan dan hendaknya kita bekerjasama, bertenggang rasa dan saling menolong sesama.

ü Melatih Ketabahan

Dalam perjalanan hidup kita, banyak cobaan dan gangguan, baik dari dalam maupun dari luar. Untuk mengatasi cobaan tersebut maka kita harus melatih ketabahan antara lain dengan: memelihara pendirian bahwa kita harus sukses, maju dan mencapai tujuan kita serta memiliki pendirian yang uat dan melatih daya kemauan kita.

ü Ketekunan bekerja

Ketekunan bekerja ini terbina oleh adanya kemauan yang keras, kesabaran dan ketelitian dalam menempatkan diri ke dalam pekerjaan, relasi dan alam sekitarnya.

ü Keuletan berjuang

Orang yang memiliki keuletan berjuang adalah orang yang tidak mengenal lelah dan pantang menyerah dalam menghadapi cobaan hidup. Keuletan ini ditunjang oleh adanya kemauan yang keras, kepercayaan pada diri sendiri, disiplin diri serta ketahanan fisik dan mental.



[1] Wasty Soemanto, Pendidikan Wiraswasta, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 45.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write down your comment here / Tulis Komentar disini