24 Agustus 2012

23rd Birthday on 23rd August


23rd Birthday on 23rd August

Alhamdulillahirabbil’alamin..

Hanya kata itu yang ingin aku ucapkan untuk segala nikmat & rezeki dari Allah hingga usiaku genap 23tahun ini. Usia 23 di tanggal 23. Usia 23 bukan waktu untuk main-main, ini lebih serius. Aku sedikit menengok kebelakang tentang apa yang sudah ku capai 23 tahun ini. Sungguh banyak sekali hal yang ku syukuri sebagai nikmat dari Allah.  

Islam tak pernah mengajarkan merayakan ulang tahun, di keluargaku juga tak ada ritual itu, ulang tahun adalah hari yang bi-a-sa sa-ja, tak ada yang special, apalagi pesta. Aku ingin sedikit menceritakan tentang ritual ulang tahun di keluargaku.

Mama dan Ayah (panggilan untuk ke dua orang tuaku) tidak pernah merayakan besar-besaran ulang tahun anak-anaknya. Hanya ucapan ‘selamat ulang tahun kak/dik’. Tak pernah ada nyanyian, tak pernah ada kue tart (apalagi pesta) walaupun terkadang mama/ayah tetap memberi kami hadiah, hadiah yang sederhana, hanya ingin membuat anaknya merasa senang di hari ulang tahunnya. Hal tersebut membuat kami tumbuh dengan pribadi yang menganggap bahwa ulang tahun bukanlah hari yang teramat istimewa, ulang tahun adalah hari peringatan bertambahnya bilangan usia.

Hingga suatu hari, aku lupa tepatnya pada usia ke berapa, sewaktu aku duduk di sekolah dasar, dimana teman-temanku merayakan ulang tahunnya, mengundang teman-teman dan mendapat kado dari banyak orang. Aku yang ingin sekali merayakannya dan tidak tahu bagaimana meminta orang tuaku merayakannya berinisiatif membuat perayaan sendiri. Aku mengundang beberapa teman-temanku ke rumah di hari ulang tahunku, mungkin belasan orang. Aku membeli snack-snack di warung dekat rumah dan membungkusnya sendiri dengan plastic (plastic kiloan) sebagai bingkisan ulang tahunku. Karena dengan uang jajan sendiri, tentu aneka snack yang ku beli bukan snack yang mahal. Aku tak mau membuat orang tuaku keluar banyak uang, aku tak mau merepotkan mereka. Aku tak bilang orang tuaku, karena ku fikir hanya berkumpul bersama teman-teman saja, dan mendapat kado :P.
Ketika teman-temanku mulai berdatangan ke rumah dan membawa kado, mamaku kaget. Saat itulah aku jujur dengan Mamaku bahwa aku mengundang mereka untuk merayakan ulang tahun. Dan saat itu pula, mamaku langsung memasak nasi kuning eh ketan kuning kalo ga salah, cepat sekali buatnya. Keluargaku tak berkomentar apa-apa, mama juga, hanya saja mama sepertinya agak kecewa karena aku tidak meminta izin terlebih dahulu, kalau tidak melayani tamu-tamu yang datang dengan baik, nanti keluarga juga yang malu. (yah aku prediksi pikiran mama begitu, he he). Jika mengingat hal itu aku berfikir, sebenarnya untuk apa ulang tahun itu dirayakan? Setelah kejadian itu, tetap saja tak ada perayaan ulang tahun di rumah, itu satu-satunya perayaan ulang tahun yang ku adakan, aku ada-adakan lebih tepatnya. Kalau setelah itu ada teman-teman yang datang ke rumahku dalam rangka ulang tahun, itu karena mereka mau main ke rumah, bukan aku yang mengundang untuk merayakannya.

Tapi, jika ku fikir, memang dari kecil dulu, aku adalah anak yang paling suka mengajak teman-temannya main ke rumah. Sok-sok-an punya banyak makanan di rumah. Ha ha ha. Padahal rumahku sangat sangat sederhana, belum seperti sekarang (Alhamdulillah). Aku ingat dulu saat usiaku 4 atau 5 tahun aku mengajak temanku ke rumah.  Aku mengajaknya makan di rumah bersama. Kau tau apa yang aku berikan pada temanku itu? Nasi campur gula. Dan temanku itu mau saja makan nasi aneh itu. Waktu itu mamaku sedang tidur jadi tidak tahu apa yang dilakukan oleh anak perempuannya ini. Orang-orang biasanya makan nasi campur garam, eh aku malah campur gula. Itu adalah pengalaman makan nasi campur gula yang pertama dan terakhir. Cerdas.

Aku juga waktu kecil pernah mengajak temanku ke rumah hanya untuk makan tempe yang ku olesi kecap. Aku menyebutnya beng-beng dan temanku mau saja. Mau saja ku bodohi. Ha ha ha. Namanya juga anak kecil, polos.
Entah kenapa aku suka mengajak teman-temanku ke rumah, dan aku pun hobi main ke rumah-rumah teman-temanku. Dari dulu. Hanya untuk sekedar tau rumahnya dan keluarganya saja. Hehe

Kembali lagi ke soal ulang tahun. Waktu jaman sekolah dulu, SMP dan SMA, kenapa aku paling jarang mentraktir teman-teman? Ha ha.. ya arena aku belum punya uang yang cukup untuk mentraktir mereka. Aku paling tidak mau meminta uang ke dua orang tuaku, menurutku dana untuk mencukupi kebutuhan hidup 7 anggota keluarga sudah cukup biaya besar, jadi aku tidak mau menambah beban lagi . jadi kalo uang tabunganku cukup saja aku baru mau mentraktir mereka, kalau tidak ada, aku tidak memaksakan. Tapi bersyukurnya, makin banyak saja paket-paket murah di restoran cepat saji, jadi aku bisa mentraktir teman-temanku. Teman-temanku kan tidak sedikit yang minta traktir, kalo ga pake paket hemat itu, uangku mana cukup. He he he.

Namun, jika aku renungkan lagi lebih dalam, makna dari ulang tahun itu adalah berkurangnya jatah hidup di dunia, untuk apa di rayakan? Itulah kenapa aku tak begitu suka ulang tahun, yang sebagian besar orang menyukainya. Aku tak suka mama atau ayah ulang tahun. Alasannya? Karena itu artinya usia mereka semakin tua, dan waktu kebersamaan dengan mereka di dunia ini akan berkurang, entah siapa yang ‘pulang’ duluan nanti. Ulang tahun juga membuat orang menjadi boros. Boros jika merayakannya berlebihan ya.  Selain itu ulang tahun juga membuat orang negatif thinking. Bagaimana tidak? Coba jika ada orang terdekatmu yang lupa dengan ulang tahunmu? Pasti langsung negative thinking dan menjadi bête dengan orang itu. Padahal, sebenarnya orang itu tau ulang tahunmu, tapi ga semua orang tau tanggal tiap harinya. Soal hari ini hari apa aja banyak yang lupa, apalagi hari ini tanggal berapa. Kecuali ada reminder. Tapi sekarang ada facebook yang selalu mengingatkan, tapi kalo ga buka facebook hari ini? Ya sudah...

Adalagi, ulang tahun membuat orang jadi berharap lebih. Berharap ada yang member ucapan (dari orang special), berharap ada yang ngasih kado, atau berharap semua orang ingat ulang tahunnya. Kalau harapan itu ternyata tak menjadi kenyataan? Alhasil akan menjadi kecewa. Sedih. (lagi)

Oleh karena itu, kadang aku berharap tak usah ada hari ulang tahun jika hanya membuatku merasakan negatif-negatifnya itu, tapi kini aku menyikapinya dengan ikhlas. Ikhlas jika tak ada yang ingat, ikhlas jika tak ada yang mengucapkan, ikhlas jika tak ada yang member hadiah. Dengan begitu hati menjadi tenang. Dan jika ada yang ingat, memberi ucapan & doa, dan hadiah, itu adalah bonus dari Allah.
Yang kita butuhkan dalam ulang tahun kita adalah bersyukur. Jika kita bersyukur, semoga Allah menambahkan nikmat-Nya.

Ah, ada satu lagi.. kadang, orang yang kita kira ingat ulang tahun kita, malah ga ingat.. dan yang kita kira tak peduli dengan ulang tahun kita malah ingat dan mengucapkan paling awal. Kita tak pernah tau apa yang di rahasiakan-Nya. Teruslah berbuat baik dengan siapapun, karena kita tidak pernah tau, kebaikan kita yang paling bermakna di hati orang lain itu kebaikan yang mana dan kepada siapa. J

Aku mengucapkan terimakasih untuk kawan-kawan yang mengirimkan doanya untukku, semoga Allah membalas kebaikan kalian, dan harapanku, semoga aku bisa memanfaatkan waktu yang tersisa ini dengan sebaik-baiknya. Amin.

Dan terimakasih untuk Amel, temanku yang sudah mentraktirku nonton film “Cinta Suci Zahrana” di hari ulang tahunku. Kayanya Cuma dia yang nraktir orang ulang tahun, bukan minta traktir.. mantap mel.. semoga kebaikanmu di balas Allah swt. Aminnn..
Jatipadang, 24 Agustus 2012
Setelah subuh…
Ini beberapa kutipan ucapan selamat dari teman-temanku di twitter.. bantu aminkan ya semuanya :)

Berhubung banyak temen Korean lovers ku, jadi banyak yang ngucapin pake bahasa korea, buat nambah kosakata aja:
Saengil Chukka Hamnida artinya Selamat Ulang Tahun
Eonni : Panggilan adik perempuan untuk kakak perempuannya di Korea




Dari sekian banyak doa yang masuk (?) yang paling aku aminkan besar-besar adalah doa dari muridku,  Wulan:
“Happy Birthday Ka Isna, moga panjang umur, sehat selalu, tambah sukses, n cepet dapet imam yang bisa menjadi panutan yang baik bagi kaka.. haha :D”

Akhir kata, terimakasih buat Mama, Ayah, kakak, ade, dan sahabat-sahabatku yang sudah mendoakanku.. semoga Allah membalas kebaikan kalian.. amin..
termasuk untuk teman lamaku yang ternyata masih ingat aku. #abaikan

Jakarta, 24 Agustus 2012
Setelah Shalat Subuh



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write down your comment here / Tulis Komentar disini